Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, naik delapan poin menjadi Rp9.092/9.097 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.100/9.101 per dolar AS, karena aksi spekulasi pelaku pasar terhadap rupiah. "Aksi spekulasi beli rupiah itu mendorong mata uang lokal menguat, namun kenaikannya tidak besar, karena volume pembelian relatif masih kecil," kata Analis Valas PT Bank Saudara, Yusuf, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, kenaikan rupiah itu, karena sebagian besar pelaku pasar sedang memfokuskan perhatian dengan akan keluarnya data tenaga kerja AS . Kenaikan rupiah itu mengakibatkan mata uang lokal kembali menembus level Rp9.100 per dolar AS setelah mengalami kenaikan yang relatif kecil, katanya. Meski rupiah menguat, lanjutnya, pelaku pasar memprediksi para pembuat kebijakan The Fed yang cenderung untuk mempertahankan kebijakan suku bunga. Dolar AS sedikit menguat terhadap yen menjadi 117,40 yang sempat naik di level 117,50, kemudian kembali ke posisi 117.40. Euro menjadi 150,40 dan dolar AS terhadap euro tetap 1,2810. Menurut dia, turunnya yen terhadap euro dan dolar AS, terutama disebabkan melemahnya data produksi industri Jepang yang di luar perkiraan. Meski demikian, nilai tukar rupiah terus menguat dengan pergerakannya tidak jauh dari kisaran antara Rp9.000 hingga Rp9.100 per dolar AS. Pelaku pasar, menurut dia, saat ini memfokuskan perhatian pada pertemuan Dewan Gubernur BI yang akan memutuskan apakah BI Rate akan turun lagi. "Apabila turun lagi diperkirakan berkisar antara 25 hingga 50 basis poin, untuk memicu perbankan menurunkan bunga pinjaman yang saat ini dinilai masih tinggi," katanya. Tingginya suku bunga pinjaman bank, menurut dia, mengakibatkan debitur masih menahan diri untuk mengajukan kredit baru, karena khawatir tidak akan bisa mengembalikan pinjaman tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006