Kupang (ANTARA News) - Salah seorang tokoh pemuda eks Timor Timur, Hukman Reni SH, memperkirakan akan terjadi lagi kerusuhan di bekas wilayah provinsi ke-27 Indonesia itu, menyusul kaburnya,pemimpin pemberontak Mayor Alfredo Reinado dari penjara Becora,Dili, Rabu (30/8). "Saya memperkirakan Timor Leste akan bergolak lagi karena Mayor Alfredo tidak mungkin akan tinggal diam, kecuali pemimpin pemberontak itu dibekuk lebih awal oleh pasukan keamanan internasional yang bertugas di Timor Leste," kata Hukman Reny di Kupang, Jumat. Ia mengemukakan hal ini ketika dikonfirmasi mengenai kaburnya pemimpin pemberontak Mayor Alfredo Reinado dari penjara Becora, Dili, bersama 50 orang nara pidana lainnya. Saat ini, menurut Kantor Berita Reuters, pasukan keamanan internasional dan polisi PBB di Timor Leste masih melakukan pengejaran terhadap Mayor Alfredo bersama 50 orang napi lainnya yang melarikan diri dari penjara Becora Dili, Rabu. Kepala Pasukan Australia di Timor Leste, Brigadir Mick Slater, mengatakan para napi meloloskan diri dari pintu depan penjara saat jam kunjungan. "PBB dan Pasukan Keamanan Internasional telah berjanji bekerja keras bersama dan upaya-upaya koordinasi untuk menangkap semua napi yang lolos," kata Misi Terpadu PBB di Timor Leste dalam maklumatnya. PBB pekan lalu berjanji mengirimkan misi baru ke Timor Leste, yang terdiri 1.608 polisi, meskipun masih ada sengketa soal apakah pasukan internasional yang dipimpin Australia yang ada di sana independen atau menjadi bagian pasukan PBB. Pelarian para napi serta pemimpin pemberontak Mayor Alfredo dari penjara itu diduga dilakukan secara terorganisasi dan bahwa mereka terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil, namun kebanyakan mereka masih berada di Dili. Timor Leste mengalami serangkaian protes yang melibatkan kekerasan yang meluas dalam Mei lalu, setelah 600 tentara dari militer negara bekas koloni Portugis yang berkekuatan 1.400 orang itu dipecat. Pada Mei lalu, Reinado mengajak pengikutnya melarikan diri di pegunungan di balik Dili dan menolak menyerahkan senjata sampai Perdana Menteri Mari Alkatiri mundur. Diperkirakan 100.000 orang tercerai-berai dan sedikitnya 20 orang tewas dalam kerusuhan yang membawa masuknya 2.500 tentara dari pasukan perdamaian internasional PBB. Hukman Reni melukiskan situasi yang terjadi di Timor Leste saat ini akibat salah asuhan PBB dari awal yang tidak mampu mendamaikan orang Timor Leste. "Ini merupakan bukti nyata bahwa kemerdekaan yang diberikan PBB tidak membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Timor Leste," ujarnya. "Untuk ke depan, saya memperkirakan keamanan semakin tidak menentu dan bakal pecah lagi kerusuhan di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia itu," tambahnya. Ia menilai, Mayor Alfredo tampaknya sudah tidak lagi dibutuhkan oleh Australia setelah target mereka menjatuhkan Mari Alkatiri dari kursi Perdana Menteri sudah tercapai, karena orientasi negeri Kanguru itu hanya di Celah Timor. "Nasionalisme Australia tampaknya hanya untuk kepentingan Celah Timor semata, sehingga dari awal tetap membuat rakyat Timor Leste bergolak agar terus jatuh miskin," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006