Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA) - Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan peningkatan aktivitas Gunung Slamet tidak memengaruhi kunjungan wisatawan khususnya ke Kawasan Wisata Baturraden.
"Hal itu terlihat dari kunjungan wisatawan pada libur panjang akhir pekan ini ke sejumlah destinasi di Kawasan Wisata Baturraden khususnya objek wisata milik Pemerintah Kabupaten Banyumas yang meningkat dari hari-hari biasa," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Wardoyo di Purwokerto, Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan data kunjungan wisatawan di dua objek wisata milik Pemkab Banyumas yang berada di Kawasan Wisata Baturraden, jumlah wisatawan yang Lokawisata Baturraden pada hari libur yang bertepatan dengan Hari Waisak, Kamis (23/5/2024), tercatat mencapai 1.605 orang, sedangkan pada Jumat (24/5/2024) sebanyak 1.338 orang.
Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan tersebut menunjukkan peningkatan dari beberapa hari sebelumnya, yakni Senin (20/5/2024) tercatat sebanyak 396 orang, Selasa (21/5/2024) sebanyak 578 orang, dan Rabu (22/5/2024) sebanyak 940 orang.
Sementara, kunjungan ke Taman Botani, pada Senin (21/5/2024) sebanyak 17 orang, Selasa (21/5/2024) sebanyak 25 orang, Rabu (22/5/2024) sebanyak 16 orang, Kamis (23/5/2024) sebanyak 156 orang, dan Jumat (24/5/2024) sebanyak 42 orang.
"Ini menunjukkan bahwa wisatawan tidak terpengaruh oleh peningkatan aktivitas Gunung Slamet, sehingga tetap berkunjung ke Baturraden. Apalagi Kawasan Wisata Baturraden jauh dari radius bahaya erupsi Gunung Slamet," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, jarak Lokawisata Baturraden ke puncak Gunung Slamet sekitar 12 kilometer, sedangkan radius bahaya erupsi Gunung Slamet itu 3 kilometer dari kawah puncak gunung.
Kendati demikian, dia mengakui ada beberapa destinasi wisata yang lokasinya ke arah utara atau lebih tinggi dari Lokawisata Baturraden, di antaranya Pancuran Tiga dan Pancuran Tujuh, yang dikelola oleh anak perusahaan Perum Perhutani, yakni PT Palawi Risorsis.
Menurut dia, dua destinasi tersebut merupakan objek wisata air panas yang mengandung belerang.
"Oleh karena itu, kami mengimbau pihak pengelola untuk secara rutin memantau suhu air panasnya guna mengantisipasi terjadi peningkatan suhu termasuk kemungkinan adanya kandungan lain yang muncul selain belerang meskipun saat ini telah terpasang papan-papang peringatan," kata Wardoyo.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi terhitung mulai 16 Mei 2024 memperluas jarak rekomendasi dari 2 km menjadi 3 km dari kawah puncak Gunung Slamet menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik dengan status tetap yakni Waspada atau Level II.
Perluasan jarak rekomendasi tersebut dilakukan karena berdasarkan hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu saat ini berupa erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 3 kilometer.
Selain itu, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Baca juga: Dinporapar: Objek wisata di Purbalingga aman dikunjungi wisatawan
Baca juga: BPBD Banyumas imbau masyarakat tetap tenang terkait Gunung Slamet
Baca juga: Aktivitas naik, Badan Geologi perluas jarak bahaya Gunung Slamet
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024