Damsyik (ANTARA News) - George Galloway, salah seorang politisi independen kawasakan dari Inggris, pada hari Kamis (31/8) mendesak pemerintah Barat untuk mengurangi ketegangan dengan dunia Muslim dengan menekan Israel, yang meracuni hubungan Barat dengan Islam, untuk mundur dari wilayah Arab di tengah pendudukannya atas Lebanon selatan.Galloway menyatakan, 39 tahun pendudukan Israel atas wilayah Arab memicu pejuangnya menyerang Barat."Racun itu, yang beredar sebagai hasil sengketa tak terselesaikan tersebut, merusak hidup kita di Barat, dan semakin membahayakan rakyat kita," kata Galloway pada temu pers pada akhir lawatannya ke Lebanon dan Suriah.Sebagai pengecam Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, Galloway dipecat dari partai Buruh pimpinan Blair, karena secara lantang menentang terhadap kebijakan Inggris bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) menyerang Irak pada 2003.Pada tahun lalu, ia menjadi anggota parlemen untuk partai penentang perang Hormat.Sikapnya mengenai Irak dan dukungan kepada masalah Palestina menempatkan posisi Galloway terkenal dan disegani di dunia Arab."Setiap kita menonton video kepahlawanan dari kaum muda Muslim, yang siap mengorbankan jiwanya untuk kita, maka Palestina lah yang ada dalam hati mereka sebagai alasan," katanya.Ia menimpali, "Sekarang adalah tugas pendukung Israel untuk memberi tekanan ke pemimpin Israel. Perdamaian menyeluruh."Galloway menyeru ke Inggris mengambil jarak dengan kebijakan AS di Timur Tengah, dan menyatakan bahwa tanggapan Blair atas serbuan Israel terhadap Lebanon selatan menambah tekanan, agar ia mundur dari posisi PM Inggris.Blair menghadapi peningkatan tekanan di dalam negeri untuk menentukan waktu pengunduran dirinya, sesudah menyatakan bahwa tidak akan berupaya menjabat untuk keempat kali.Blair juga dikecam sejumlah pendukungnya, akibat menolak menyeru penghentian segera perang Libanon tersebut.Kebijakan luar negeri pasca-Blair harus kembali melibatkan Suriah, yang disebutnya moderat, progresif, sekular, nasionalis dan menghormati kenyataan bahwa negara itu --yang dikuasai partai Baath sejak 1963-- bukan budak AS, demikian Galloway, layaknya dikutip kantor berita transnasional. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006