Jakarta (ANTARA) - Polisi menyangkakan pasal berlapis kepada pria berinisial MGS (24) alias Gilang yang menikam imam mushala berinisial MS (72) di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Kamis (16/5) lalu.
"Terhadap pelaku, kita kenakan pasal berlapis. Yang pertama pasal 338 KUHP bahwa barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara 15 tahun penjara," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi dalam jumpa pers di Jakarta pada Jumat.
Kemudian, kata Syahduddi, pasal 340 KUHP bahwa barang siapa dengan sengaja dan dengan perencanaan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.
"Yang ketiga adalah pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang dengan pidana tujuh tahun penjara," kata
Syahduddi.
Baca juga: Polisi periksa 40 CCTV untuk ungkap penikam imam mushala di Jakbar
Adapun MGS yang ditangkap di rumahnya di Kampung Muara Bahari RT 09 RW15 Nomor 4 Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah merencanakan pembunuhan terhadap korban AS sejak dua tahun lalu.
Rencana pembunuhan tersebut muncul akibat dendam karena MGS menerima perlakuan yang kurang baik dari MS ketika MGS berkunjung ke rumah MS untuk menemui cucunya (A) yang disukai oleh MGS.
"Kemudian pelaku datang berkunjung ke rumah A yang juga rumah korban. Namun, dalam kegiatan bertamunya, pelaku mendapatkan sambutan ataupun perlakuan yang kurang baik kalau menurut pelaku atau terkesan seperti merendahkan pelaku," katanya.
Baca juga: Melawan saat ditangkap, penikam imam mushalla ditembak polisi
Atas perlakuan tersebut, pelaku merasa sakit hati dan sejak dua tahun lalu berencana untuk membunuh korban MS.
"Namun, dilaksanakan pada saat ini, Kamis (16/5), dengan alasan supaya orang-orang yang ada di sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku," kata Syahduddi.
Setelah menyimpan dendam selama dua tahun, pelaku MGS kemudian memantau kegiatan MS selama satu minggu sebelum penikaman terjadi.
"Pada Kamis (16/5) pukul 04.30 WIB, korban kemudian ditusuk oleh pelaku di bagian pinggang sebelah kanan se-dalam 19 sentimeter (cm) saat korban hendak wudhu di mushala," kata Syahduddi.
Akibat tikaman tersebut, korban kehabisan darah. Meskipun kemudian dilarikan ke rumah sakit, nyawa korban tidak tertolong lagi.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024