Chicago (ANTARA) - Quinn Asta Shanahan lulus dari Northside College Prep musim panas ini. Dia mengikuti kelas bahasa Mandarin terakhirnya di sekolah menengah atas di Konsulat Jenderal China di Chicago pada Selasa (21/5) ketika sekitar 60 pelajar sekolah menengah atas (SMA) dari distrik Chicago Public School (CPS) mendapatkan pengalaman untuk menyelami budaya China.

Tarian rakyat China, pertunjukan Tai Chi, dan permainan Erhu dan Guzheng, keduanya merupakan alat musik tradisional China, membawa konsep budaya China dengan jelas kepada para pelajar Amerika.

Pertunjukan mengubah wajah (face-changing), bagian dari Opera Sichuan yang lebih umum, mengundang teriakan setiap kali seniman yang menyuguhkan pertunjukan itu mengubah wajahnya dalam sekejap di depan penonton.

Seorang pelajar tampak terkejut ketika sentuhan kecilnya pada wajah sang seniman menyebabkan warna topeng yang dikenakan seniman itu berubah.

Para pelajar juga menjajal membuat pangsit, berlatih kaligrafi China, serta bermain yoyo dan kok China. Tawa dan tepuk tangan meriah diberikan kepada pelajar dari SMA Evanston Township yang menyanyikan lagu dalam bahasa Mandarin yang diadaptasi dari "Call Me Maybe".

Sejumlah siswa membuat kue kering saat berlangsung kelas bahasa Mandarin yang digelar di Konsulat Jenderal China di Chicago, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2024. (Xinhua/Lu Shen)

Para pelajar juga sangat senang karena berkesempatan untuk bertanding melawan tiga juara dunia muda tenis meja atau pingpong dari Provinsi Hebei, China. Dengan memegang gagang bet pingpong di tangan, para siswa berbaris untuk bermain melawan sang juara. Pertandingan antara dua juara itu disaksikan dengan cermat dan membuat kagum.

"Sungguh menakjubkan," ujar Shanahan yang kagum pada semua kegiatan yang digelar di kelas bahasa Mandarin terakhirnya di SMA. Empat belas lulusan lain dari Northside yang menghadiri kelas terakhir ini pun memiliki perasaan yang sama dengan Shanahan.

Gabriel Lorynowicz, yang akan mengambil kuliah jurusan keuangan di Universitas De Paul pada musim gugur ini, mengaitkan hasratnya untuk belajar bahasa Mandarin dengan gurunya, Lu Wenya, dan mengatakan kepada Xinhua bahwa dia ingin menjadi jembatan antara China dan Amerika Serikat di bidang bisnis.

Shanahan pergi ke China bersama orang tuanya pada 2019 dan tinggal di sana selama hampir dua pekan. Dia berencana untuk terus mengambil kursus bahasa Mandarin setelah masuk Universitas Illinois Urbana-Champaign (UIUC) pada musim gugur ini. "Saya berharap bisa kembali ke China dan belajar," ujarnya.

Dua orang pria bertanding tenis meja saat berlangsung kelas bahasa Mandarin yang diadakan di Konsulat Jenderal China di Chicago, Amerika Serikat, pada 21 Mei 2024. (Xinhua/Wang Li)

Ada 120 dari 1.020 siswa di CPS Northside College Prepare yang mengambil kelas bahasa Mandarin, kata Lu, guru Lorynowicz. Lu sendiri merupakan guru bahasa Mandarin veteran yang sudah mengajar selama 20 tahun di CPS.

Dengan mengadakan kelas bahasa Mandarin pada Selasa, Konsul Jenderal Zhao Jian berharap dapat menarik lebih banyak pelajar Amerika untuk belajar bahasa Mandarin, dan lebih memahami serta merasakan budaya China.

"Dengan semakin banyaknya pelajar dari luar negeri yang belajar bahasa Mandarin, merasakan budaya China, dunia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang masyarakat China yang pekerja keras dan ramah serta China yang terbuka dan inklusif," imbuh Zhao.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024