Sorong (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VII Kasim melepasliarkan 38 satwa endemik di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong, Papua Barat Daya sebagai bentuk kontribusi perusahaan pada pelestarian keanekaragaman hayati.
General Manager RU VII Kasim, Yodia Handhi Prambara di Sorong, Jumat, menjelaskan pelepasan satwa endemik dan dilindungi ini menjadi bukti konkret dari komitmen perusahaan untuk menjalankan bisnis berwawasan lingkungan.
“Selain itu sejak 2023 kami juga mendukung pengelolaan dua kelompok tani hutan di Kabupaten Raja Ampat dan mendukung pengelolaan cagar alam Waigeo Barat dan Waigeo Timur,” ungkap Yodia.
Selain dalam momentum Hari Keanekaragaman Hayati Internasional pihaknya juga rutin melaksanakan biodiversitas sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) pada lingkungan sekitar.
"Hal ini juga mendukung Sustainability Development Goals (SDGs) tentang ekosistem darat dan laut," jelas dia.
Atas kontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati di Papua Barat Daya sejak 2018, Kilang Kasim memperoleh anugerah konservasi alam 2023 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Siti Nurbaya Bakar.
"Kilang Kasim menjadi satu-satunya perusahaan yang menerima penghargaan tersebut. Sebelumnya pada 2021 kami telah membangun klinik satwa dan kandang habituasi di TWA Sorong yang kemudian dikelola oleh BBKSDA Papua Barat," ujar Yodia.
Satwa yang dilepasliarkan terdiri dari tujuh ekor ular sanca hijau (Morelis viridis), dua ekor biawak hijau (Varanus prasinus), dua ekor sanca coklat (Leiopython albertisi), empat ekor kakatua koki (Cacatua galerita), dua ekor nuri bayan (Eclectus roratus) dan 17 ekor kasturi kepala hitam.
Pelepasliaran satwa ini dihadiri oleh Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PT KPI, Tenny Elfrida beserta rombongan, perwakilan Pasmar III Sorong, Polairud Polda Papua Barat, Pomal Lantamal XIV/Sorong, Pomad Denpom XVIII/Sorong, Batalyon Infanteri Raider Khusus 762/Vira Yudha Sakti, Kapolsek KP3 Laut Sorong, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Papua Barat Daya (PBD), DLH Kabupaten Sorong, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan PBD, Balai PPHLHK Wilayah Papua Maluku dan pemangku kepentingan terkait.
Baca juga: KLHK terus sosialisasikan pentingnya konservasi banteng jawa
Kepala BBKSDA Papua Barat, Jhony Santoso menyampaikan pihaknya bersama Kilang Kasim berkomitmen melakukan pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi flora dan fauna, habitat dan ekosistem sejak 2018.
“Kami juga telah bekerjasama dengan berbagai stakeholder seperti instansi pemerintah, aparat penegak hukum, perusahaan dan organisasi nirlaba. Kerjasama ini penting untuk mendukung kegiatan konservasi, khususnya di wilayah Papua Barat Daya," jelas dia.
Diketahui satwa-satwa yang dilepasliarkan di TWA Sorong tersebut berasal dari masyarakat yang secara sadar menyerahkan dan upaya aparat penegak hukum menyelamatkan satwa dari penyelundupan.
Sebelum dilepasliarkan, satwa-satwa tersebut telah dilakukan assessment dan proses habituasi sehingga layak dikembalikan ke alam.
Baca juga: BKSDA Maluku amankan satwa dilindungi dari dalam alat sistem suara
Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024