Wina (ANTARA News) - Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA) tidak menemukan bukti nyata bahwa kegiatan nuklir Iran untuk militer, kata pejabat tinggi yang dekat dengan lembaga nuklir badan dunia yang bermarkas di Wina, Austria, itu hari Kamis (31/8) waktu setempat. "Pemeriksa tidak menemukan bukti nyata apa pun bahwa kegiatan nuklir Iran adalah untuk ketentaraan," kata pejabat itu kepada wartawan, tanpa bersedia menyebut jati dirinya. Ia menyatakan, kesimpulan itu diambil sesudah pemeriksa dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyelidiki masalah tambahan tentang cakupan dan alasan kegiatan nuklir Iran sebagai bagian penyelidikan sejak Februari 2003. Masalah tersebut, katanya, melibatkan kegiatan dengan pendaur canggih P2 untuk memperkaya uranium dan cetak biru milik Iran untuk membuat bagian senjata nuklir. Namun, Iran sejauh ini belum menjawab persoalan itu. "Ada kemandekan menyangkut masalah dalam resolusi tersebut, yang dapat menjernihkan alasan damai kegiatan Iran itu," katanya, seperti dikutip Kantor Berita Prancis (AFP). Iran masih memperkaya uranium, kendati tenggat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar negeri itu menghentikan kegiatan tersebut atau menghadapi hukuman, katanya. "Iran tidak menghentikan kegiatan berkaitan dengan pengayaan itu," kata IAEA dalam laporannya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Iran memulai lagi rangkaian pengayaan uranium hanya beberapa hari sebelum tenggat PBB hari Kamis untuk menghentikan semua kegiatan seperti itu. DK PBB, yang terutama disponsori Amerika Serikat (AS), menuntut Iran menghentikan semua kegiatan pengayaan dan pengolahan uranium pada 31 Agustus. Barat dipimpin AS menuduh kegiatan nuklir Iran menutupi upaya membuat bom atom, dan IAEA bertugas memeriksa tetaatan Iran pada tenggat itu. Uranium diperkaya dapat dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, tapi dalam bentuk lebih tinggi dapat menjadi bahan baku bom atom. Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, hari Kamis berjanji bahwa Iran tidak akan mundur seinci pun dalam menghadapi tekanan AS maupun PBB, bersamaan dengan perpanjangan waktu PBB bagi pihaknya untuk menangguhkan kegiatan nuklirnya, yang dianggap rawan. "Iran tidak akan mundur satu inci pun dalam menghadapi tekanan, serangan dan tidak akan menerima pencabutan haknya dalam mengembangkan nuklir," kata Ahmadinejad dalam pidato di Orumiyeh, ibukota provinsi Azarbaijan Barat. Ia menyatakan, tidak akan tunduk pada tekanan Barat atas haknya mengelola tenaga nuklir. "Mereka (Barat) harus tahu bahwa bangsa Iran tidak akan tunduk pada tekanan dan tidak akan menerima pelanggaran apa pun atas haknya," kata Ahmadinejad dalam pidato televisi itu. Iran menandaskan kembali bahwa pengayaan uranium, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa diminta dihentikan, adalah haknya dan tidak akan dilepaskan. Negara Barat takut kegiatan nuklir Iran ditujukan untuk membangun senjata nuklir secara rahasia. "Kekuatan angkuh ingin menghentikan kemajuan bangsa kami. Saya katakan kepada mereka bahwa mereka keliru," katanya tegas. Washington menyatakan kekuatan dunia pekan depan membahas hukuman terhadap Iran jika IAEA mendapati Teheran mengabaikan permintaan Dewan Keamanan untuk menghentikan pengayaan uranium pada 31 Agustus 2006. Pada saat batas waktu akan berahir itu, Iran menegaskan tidak akan menghentikan kegiatan nuklirnya tersebut, bahkan akan meluncurkan salah satu unsur penting, pabrik air bermassa berat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006