Posisi kunci ini hanya boleh diisi oleh orang yang memiliki reputasi jurnalistik cemerlang dan keahlian manajerial kontemporer"

Moskow (ANTARA News) - Margarita Simonyan, kepala jaringan televisi satelit RT milik pemerintah Rusia, hari ini dipilih menjadi kepala kantor berita RIA Novosti.

RIA Novosti melaporkan, Simonyan mengepalai Rossiya Segodnya (Russia Today) yang baru saja didirikan Presiden Vladimir Putin setelah awal Desember lalu membubarkan RIA Novosti yang digantinya menjadi Rossiya Segodnya.

Putin melengkapi keputusan kontroversial itu dengan menunjuk Dmitry Kiselyov yang terkenal anti-gay dan anti-AS sebagai direktur jenderal Rossiya Segodnya.

"Posisi kunci ini hanya boleh diisi oleh orang yang memiliki reputasi jurnalistik cemerlang dan keahlian manajerial kontemporer," kata Dmitry Kiselyov.

Awal Desember lalu, Putin menandatangani dektrit pembubaran RIA Novosti dan Voice of Russia dengan menggabungkannya ke dalam lembaga penyiaran baru bernama Rossiya Segodnya.

Saat bersamaan Kiselyov yang adalah presenter televisi dan manajer berita terkenal di Rusia, ditunjuk Kremlin sebagai Dirjen Rossiya Segodnya.

Margarita Simonyan adalah kepala stasiun televisi RT yang pemirsanya ada di Eropa dan Amerika Serikat.

RIA Novosti didirikan pada 1941, dua hari setelah invasi Nazi Jerman ke Uni Soviet. Saat itu bernama Biro Informasi Soviet.

Reporter-reporter RIA Novosti tersebar di 45 negara dan memiliki 14 layanan bahasa.

Para komentator meyakini Russia Today dibentuk dengan tujuan utama menjadi mesin propaganda Kremlin yang mirip dengan kantor berita APN di era Uni Soviet.

"Pada masa Soviet, APN adalah alat mempropagandakan cara hidup Uni Soviet kepada dunia. Tak seorang pun yang pernah meninggalkan kepentingan berpropaganda...kecuali dengan cara yang sedikit lebih rumit dan halus," kata direktur kantor berita ITAR-TASS Sergei Mikhaylov dalam wawancara yang disiarkan laman RIA Novosti.

RIA Novosti resminya memang milik pemerintah, namun kerap menyiarkan editorial dari para penulis dan politisi independen, dibandingkan dengan media-media milik pemerintah lainnya.

Belum jelas benar nasib wartawan-wartawan Rusia di RIA Novosti saat Russia Today resmi diluncurkan Maret mendatang.

Kiselyov mengatakan mesin propaganda baru Kremlin ini akan terbuka membela berita-berita miring. "Menurut saya, wartawan itu seharusnya memihak (dalam isus-isu)," kata Kiselyov.

"Perbedaan utama antara wartawan pasca-Soviet dan wartawan Barat adalah kami harus menciptakan nilai-nilai baru, sementara mereka (wartawan Barat) hanya memberitakan apa yang ada," kata Kiselyov.

Margarita Simonyan pernah bekerja sebagai wartawan TV pool Kremlin untuk All-Russia State Television and Radio Company (VGTRK), yaitu organisasi untuk televisi dan radio milik pemerintah.

sumber: AFP dan RIA Novosti

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013