Palangka Raya (ANTARA) - Seorang nenek di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah diduga diserang buaya saat mencuci beras di Sungai Mentaya, sehingga menyebabkan korban mengalami luka yang cukup parah di lengan kanannya.
“Ya benar, kejadiannya menimpa warga kami di Dusun Lenggana, saat itu korban sedang mencuci beras di sungai,” kata Kepala Desa Bapanggang Raya, Syahbana ketika dikonfirmasi, Kamis.
Syahbana menyampaikan, korban bernama Lawiyah berusia 59 tahun yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya, Dusun Lenggana, Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Kejadian naas tersebut dialami Lawiyah pada Kamis sekitar Pukul 04.00 WIB. Lawiyah yang sudah terbiasa beraktivitas di sungai untuk keperluan mandi, mencuci dan buang hajat, kala itu turun ke sungai bertujuan mencuci beras untuk keperluan memasak.
Di tengah minimnya pencahayaan pada waktu subuh, perempuan tersebut tidak menyadari ada predator air di sekitarnya. Kemudian, dugaan serangan buaya itu pun terjadi. Lawiyah berhasil menyelamatkan diri dari terkaman satwa ganas tersebut, namun ia mengalami luka menganga di lengan kanannya.
“Setelah kejadian itu korban dibantu warga sekitar dilarikan ke rumah sakit dan sekarang sudah berada di RSUD dr Murjani Sampit,” ujarnya.
Syahbana menyebutkan di sungai sekitar wilayahnya memang kerap ada laporan kemunculan buaya, akan tetapi baru kali ini terjadi kasus serangan.
Setelah kejadian ini pemerintah desa akan kembali membuat imbauan kepada warga untuk berhati-hati ketika beraktivitas di sepanjang bantaran sungai mengingat masih banyak warga yang bermukim di bantaran sungai, khususnya RT 01 dan 02.
“Kami berharap ke depannya warga bisa lebih waspada dan kejadian seperti ini tidak sampai terulang,” pungkasnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Konservasi Wilayah (RKW) Sampit juga telah menerima laporan dugaan serangan buaya terhadap manusia tersebut. Dua orang petugas BKSDA didampingi Polairud dan Ketua RT setempat langsung melakukan observasi ke lokasi.
“Kami telah melakukan observasi ke lokasi, namun keberadaan buaya yang dimaksud tidak ditemukan. Akan tetapi, menurut keterangan warga sekitar buaya memang beberapa kali di daerah tersebut,” ucap Polhut pada RKW Sampit Riska Chairani Yuka.
Menindak lanjuti kejadian ini, pihak BKSDA melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat setempat untuk selalu waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas di sungai, terutama pada waktu petang hingga fajar.
Petugas juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat mengundang buaya ke pemukiman, seperti memelihara ternak di tepi sungai serta membuang sampah rumah tangga maupun bangkai hewan ke sungai.
“Selanjutnya kami juga akan memasang papan imbauan di lokasi tersebut, sebagai pengingat bagi warga yang hendak beraktivitas di sungai agar lebih waspada,” demikian Riska.
Baca juga: BKSDA siapkan jerat tangkap buaya penerkam guru di Kotawaringin Timur
Baca juga: Tim gabungan menghentikan pencarian korban terkaman buaya di Banyuasin
Baca juga: Tim SAR terus cari korban terkaman buaya
Pewarta: Adi Wibowo/Devita Maulina
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024