Jakarta (ANTARA News) - Pelayanan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso terhenti akibat aksi mogok yang dilakukan pegawai rumah sakit itu.
"RSPI Sulianti Saroso tidak terima pasien sama sekali hari ini. Saya tadi pagi cek ke sana ternyata benar mereka melakukan aksi mogok," kata Direktur Utama Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajanto di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan aksi mogok tersebut sebagai buntut dari pembatalan pemberian remunerasi yang telah dijanjikan Menteri Kesehatan kepada pihak rumah sakit.
Menurut Marius, hanya pasien rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang tetap mendapat pelayanan, sedangkan pelayanan poliklinik dan lainnya terhenti.
"Banyak spanduk di sini, ya itu tulisannya minta Menkes (Menteri Kesehatan) berikan remunerasi," ujar dia.
Ia berharap Kementerian Kesehatan (Kemkes) dapat segera menyelesaikan dengan baik persoalan itu, terlebih mendekati pemberlakuan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada 1 Januari 2014.
Menurut dia, hal-hal semacam itu, seharusnya tidak perlu terjadi karena jelas merugikan masyarakat.
"Apalagi kan ini rumah sakit rujukan satu-satunya untuk penyakit infeksi," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Kesehatan membatalkan remunerasi untuk rumah sakit yang merupakan Badan Layanan Umum Kementerian (BLUK).
Keputusan tersebut ditolak pegawai RSPI Sulianti Saroso karena merasa sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang menjadi tanggungan Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA News, seluruh pegawai, perawat, enam dokter, dan pihak manajemen RSPI Sulianti Saroso ikut aksi mogok tersebut.
Pewarta: Virna P. Setyorini
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013