Jakarta (ANTARA News) - Banyak hal berubah dalam tahun 2013, dan persaingan sengit dalam industri perangkat mobile telah memaksa sejumlah produsen menyisakan sedikit pangsa pasarnya atau bahkan tersisih, sebagian lagi justru kian bersinar.
Di antara pembicaraan tentang kesulitan BlackBerry dan Nokia menghadapi persaingan, raksasa Asia yang bangkit, Samsung, terus melebarkan pengaruhnya meski harus berjuang dari hadangan Apple dalam tuduhan pelanggaran paten.
Perang paten antara Samsung dan Apple sudah berlangsung beberapa tahun di 10 negara, namun pada 2013 kian gencar setelah raksasa Asia itu menggeser Apple tahun lalu dan memimpin penjualan smartphone global.
Apple telah mengajukan larangan peredaran sejumlah produk Samsung, di antaranya Samsung Galaxy Tab, karena telah melanggar paten desain miliknya, sementara Samsung menuduh Apple telah melanggar paten teknologi wireles 3G.
Putusan pengadilan mengenai perselisihan paten berbiaya jutaan dolar antarkedua perusahaan hasilnya beragam di sejumlah negara, Apple menang di negaranya, AS, sedangkan Samsung menang di Korea Selatan, Jepang, dan Inggris.
Satu kemajuan menggembirakan untuk Samsung datang pada Juni lalu ketika Komisi Dagang Internasional AS (ITC) menyebut bahwa produk Apple iPhone 4, 3GS, 3G, dan iPad versi 2G serta 3G telah melanggar paten radio Samsung, meskipun kemudian putusan itu diveto oleh pemerintahan Obama dengan dalih bisa berdampak buruk bagi ekonomi AS.
Situasi kurang menyenangkan kemudian harus ditelan Samsung ketika pada November kemarin di AS Apple memenangi gugatan yang mengharuskan Samsung membayar 290 juta dolar atas pelanggaran paten.
Tapi kabar menyejukkan beredar pada 29 Desember ini--menutup akhir tahun 2013--, ketika media Korea melaporkan bahwa Samsung dan Apple sedang dalam pembicaraan untuk menyelesaikan secara damai perselisihan mereka.
Terlepas dari "pertengkaran" antarkeduanya, Samsung dan Apple merupakan dua produsen perangkat mobile paling sukses dalam tahun 2013.
Samsung telah melaporkan bahwa pada kuartal ketiga 2013 perusahaan itu membukukan laba operasi 10,16 triliun won (setara 9,59 miliar dolar), naik 7 persen dari kuartal sebelumnya dan 26 persen dibanding periode sama tahun lalu.
CEO Samsung JK Shin mengatakan, sekitar 40 juta unit smartphone Galaxy S4 telah dikirimkan ke seluruh dunia dalam enam bulan sejak diluncurkan. Dan naik lagi sekitar 10 persen ketika laporan keuangan kuartal tiga diumumkan Oktober 2013.
Sebagai pesaing utama Samsung, Apple juga tidak mau kalah. Perusahaan yang bermarkas di Copertino, California ini menyampaikan bahwa pendapatannya pada kuartal keempat tahun fiskalnya, yang berakhir 28 September 2013, mencapai 37,5 miliar dolar dan laba bersih 7,5 miliar dolar.
Meskipun laba bersihnya turun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,2 miliar dolar, para analis berpendapat hasil itu sangat baik di tengah serbuan smartphone Android yang merajai pasar.
Apple mengklaim telah menjual 33,8 juta iPhone, sebuah rekor untuk kuartal September itu, dibanding 26,9 juta unit pada kuartal sama setahun lalu. Sementara penjualan iPad-nya mencapai 14,1 juta unit, naik tipis dari kuartal sama tahun sebelumnya yang 14 juta unit saja.
Bagaimanapun, Samsung tetap masih yang terkuat di pasar ponsel, segmen tersubur dalam industri mobile dari segi volume. Gartner melaporkan total pengiriman telepon selular global tahun ini mencapai 1,810 miliar unit.
Dalam daftar lima vendor terbesar kuartal tiga 2013 yang dirilis perusahaan riset IDC, Samsung di puncak dengan total pengiriman ponsel 115,4 juta unit atau mewakili 24,7 persen pangsa pasar.
Diikuti Nokia di urutan kedua dengan 64,6 juta unit atau 13,8 persen, kemudian Apple 33,8 juta unit setara 7,2 persen, LG 16,8 juta unit (3,6%), Huawei 14,6 juta unit (3,1%), dan vendor-vendor lain secara kumulatif 222,7 juta unit atau 47,6 persen.
Tidak hanya dalam pasar ponsel secara keseluruhan, pada segmen smartphone, Samsung tetap yang teratas dengan 81,2 juta unit (31,4%), diikuti pesaing utamanya, Apple, dengan 33,8 juta unit (33,8%), kemudian Huawei 12,5 juta unit (4,8%), Lenovo 12,3 juta unit (4,7%), dan LG 12 juta unit (4,6%).
Yang meredup
Meski menduduki peringkat dua dalam daftar lima vendor ponsel terbesar kuartal tiga 2013, Nokia termasuk perusahaan yang meredup setahun terakhir.
Perusahaan Finlandia ini memang membukukan laba operasi 118 juta euro (162 juta dolar) pada kuartal tiga 2013, bangkit dari kerugian operasi 564 juta euro kuartal sama 2012, namun secara kumulatif Januari hingga September 2013 tetap menderita rugi operasi 147 juta euro.
Berkat dukungan Windows Phone dari Microsoft, pada kuartal tiga lalu Nokia mampu menjual 8,8 juta smartphone Lumia, naik masiv dari 7,4 juta pada kuartal sebelumnya.
Namun, ketergantungan Nokia terhadap sistem operasi Windows Phone yang diadopsinya, membuat vendor Finlandia ini tak berdaya dalam cengkraman Microsoft. Meskipun, bisnis ponselnya masih terbilang menguntungkan dengan profit 204 juta euro (280 juta dolar) pada kuartal ketiga 2013.
Nokia pun akhirnya menjual unit bisnis yang bernama Devices and Services itu kepada Microsoft seharga 5,44 miliar dolar yang transaksinya akan ditutup semester pertama 2014. Langkah Microsoft itu boleh dikatakan mulus, sudah disetujui pemegang saham Nokia 19 November lalu dan otoritas di Eropa.
Nokia mengatakan akan fokus pada sisa bisnis yang sudah ditekuninya selama ini yaitu infrastruktur network melalui NSN (Nokia Siemen Networks), layanan pemetaan dan lokasi HERE, serta Advanced Technologies.
Bersama Nokia dalam "kegelapan", ada BlackBerry, perusahaan Kanada yang mengubah namanya dari Research and Motion (RIM) bersama harapan perbaikan prospek bisnis tahun ini.
Peluncuran sistem operasi terbarunya BlackBerry 10 bersama dua perangkat, BlackBerry Z10 dan Q10--disusul lainnya kemudian--, pada akhir Januari 2013 yang diharapkan dapat menggebrak pasar, ternyata penjualannya mengecewakan.
BlackBerry hanya mampu menjual 1,9 juta smartphone pada kuartal tiga 2013, jatuh dari kuartal sebelumnya yang mencapai 3,7 juta unit.
Tak terelakkan, BlackBerry pun menderita rugi 4,4 miliar dolar yang dihasilkan dari penurunan 56 persen pendapatannya pada kuartal itu, ditambah isu tak enak mengenai akan dijualnya BlackBerry kepada sejumlah investor.
Di tengah kebingungannya, BlackBerry malah mengambil langkah mencengangkan dengan merilis aplikasi perpesanan BlackBerry Messenger (BBM) yang menjadi andalannya, secara gratis untuk pengguna perangkat Android dan iPhone. Keputusan yang sulit dipahami.
BlackBerry masih punya sedikit kuku--setidaknya sampai kuartal ketiga 2013--di pasar-pasar yang sedang tumbuh seperti Indonesia, sehingga pada akhir tahun ini pun ia menggandeng manufaktur China, Foxconn, sebagai mitranya dalam memproduksi perangkat smartphone.
Chairman dan chief executive baru BlackBerry John Chen mengatakan, ponsel BlackBerry buatan Foxconn pertama akan dirilis Maret atau April 2014 dan akan diproduksi di Indonesia dan Meksiko.
Lalu, bagaimana masa depan BlackBerry selanjutnya, masih dalam spekulasi.
Segmen OS
Dalam segmen sistem operasi, perangkat lunak Google, Android, masih mendominasi dengan total pengiriman diperkirakan mencapai 879,91 juta ponsel pada 2013, menurut laporan Gartner yang dikeluarkan Oktober lalu.
Angka itu naik tajam dari 505,50 juta unit pada 2012 dan akan melonjak tajam pada 2014 menjadi lebih 1,115 miliar unit.
Urutan kedua ditempati Windows Phone, ini mungkin yang menjadi satu alasan Microsoft membeli bisnis perangkat dan layanan Nokia. Total pengiriman perangkat Windows Phone pada 2013 diprediksi mencapai 331,559 juta unit, turun sih dari 346,468 juta pada 2012, tapi setidaknya tetap di dua besar.
Mengikuti di urutan ketiga, iOS dan MacOS, dengan total pengiriman 271,949 juta unit, naik dari 212,8875 juta unit pada 2013.
BlackBerry di peringkat empat dengan hanya total 23,103 juga unit, turun dari tahun sebelumnya yang masih 34,584 juta unit.
Sementara lainnya di luar empat OS itu, mengambil porsi 809,912 juta unit, terkoreksi lumayan dari tahun 2012 yang mencapai 1,118 miliar unit. Itu mungkin karena pertumbuhan masiv Android.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013