Beijing (ANTARA) - Sebuah varian baru dari pesawat rekayasa cuaca MA-60 buatan China telah dikembangkan untuk melayani misi-misi meteorologis secara lebih baik, ungkap Aviation Industry Corporation of China (AVIC).

Varian konfigurasi A dari pesawat rekayasa cuaca MA-60 belum lama ini telah merampungkan uji terbang kelaikan udaranya, kata AVIC, yang adalah produsen pesawat terbang terkemuka di China.

Peralatan pendeteksi atmosfer yang dikembangkan oleh China telah ditambahkan ke varian pesawat baru ini sesuai dengan persyaratan Administrasi Meteorologi China, ungkap AVIC.

Untuk memverifikasi performa, uji terbang pengembangan dan uji terbang kelaikan udara dimulai pada akhir April lalu di sebuah bandara di Kota Suining, Provinsi Sichuan, China barat daya.

Varian baru pesawat MA-60 itu telah melakukan delapan kali penerbangan untuk memeriksa berbagai fungsinya, seperti kemampuan kontrol, stabilitas, dan sistem peringatan gagal angkat (stall warning system).

Fungsi-fungsi lain yang diperiksa adalah komunikasi udara-darat, penyebaran strip api, nitrogen cair, dan bubuk untuk penggunaan deteksi atmosferis, papar AVIC.

Pesawat rekayasa cuaca MA-60 merupakan bagian dari keluarga pesawat multiguna MA-60 "Modern Ark" buatan dalam negeri China, yang dikembangkan oleh AVIC XAC Commercial Aircraft Co., Ltd. di Xi'an, Provinsi Shaanxi, China barat laut.

Pesawat khusus bersayap tetap dan berukuran sedang ini memiliki sejumlah kemampuan, seperti dapat mengangkut muatan berat, berdaya tahan lama, dan bersifat multifungsi dalam operasi rekayasa cuaca.

Kemampuan lainnya adalah bahwa pesawat itu serta secara efektif dapat meringankan kekeringan saat musim semi dan mendukung kegiatan membajak lahan.

Pesawat ini mengintegrasikan fungsi deteksi meteorologis dan peningkatan hujan buatan, serta dapat melaksanakan berbagai operasi rekayasa cuaca dalam berbagai kondisi, kata AVIC.

Pesawat itu disebutkan memainkan peran penting dalam pemantauan lingkungan atmosferis, analisis data atmosferis, dan studi ilmu meteorologi.

MA-60 juga dikatakan mampu melayani berbagai misi, seperti peningkatan hujan, bantuan kekeringan, dan konservasi air, serta pemadaman kebakaran hutan dan padang rumput.

Pesawat ini telah menjadi bagian penting dalam upaya rekayasa cuaca di China.

Sejauh tahun ini, pesawat tersebut telah beberapa kali melakukan upaya peningkatan curah hujan buatan di Provinsi Shaanxi guna mengatasi kekeringan dan berbagai tantangan meteorologis lainnya di daerah itu.

Selain itu, pesawat tersebut juga terlibat dalam pemadaman kebakaran hutan dan misi lainnya tahun ini.

Pada pertengahan Maret 2024, pesawat itu langsung dikerahkan dalam misi penyelamatan darurat setelah kebakaran hutan dahsyat melanda daerah bergunung-gunung di wilayah Yajiang di Provinsi Sichuan.

Pada misi ini, pesawat rekayasa cuaca MA-60 bersama dengan pesawat buatan dalam negeri China lainnya, memainkan peran krusial dalam berbagai tugas.

Tugas-tugas tersebut berupa pemantauan bencana melalui udara hingga pemulihan telekomunikasi dan peningkatan curah hujan buatan, kata AVIC.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024