Di dalam Center of Eexcellence (CoE), pemerintah Indonesia mengusulkan yang namanya endowment fund untuk water resource project. Jadi dana abadi semacam seperti itu...
Badung, Bali (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengusulkan adanya skema dana abadi untuk pembiayaan proyek sumber daya air.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan bahwa usulan tersebut termasuk inisiasi Pemerintah dalam mengusulkan adanya Centre of Excellence (CoE) di ajang World Water Forum ke-10 2024.
“Di dalam Center of Eexcellence (CoE), pemerintah Indonesia mengusulkan yang namanya endowment fund untuk water resource project. Jadi dana abadi semacam seperti itu. Gunanya untuk apa? Untuk agar kebutuhan biaya pemeliharaan, pemeliharaan infrastruktur sumber daya air dan juga untuk menjaga konservasi di hulu bisa terjaga dengan baik karena semuanya tentu membutuhkan biaya,” kata Herry saat konferensi pers World Water Forum ke-10 2024 di Badung, Bali, Rabu.
Herry menjelaskan bahwa dana abadi untuk proyek sumber dana air akan diinvestasikan, dan hasil investasinya akan digunakan untuk pemeliharaan aset infrastruktur air.
Menurut dia, skema tersebut sudah diterapkan pada dana abadi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan tabungan perumahan rakyat (Tapera).
Adanya dana abadi diperlukan agar pembangunan proyek lebih berjalan konsisten serta berkelanjutan.
“Dana yang diperoleh harus diinvestasikan dulu. Nanti, dari hasil investasinya ada yang digunakan (membangun) aset infrastruktur. Harus ada yang diinvestasikan. Mekanismenya sama seperti yang dilakukan di LPDP, di Tapera. Dana operasionalnya juga dilakukan dengan cara serupa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Herry menjelaskan bahwa dana abadi air akan berasal dari beberapa sumber.
Yang pertama yakni berasal dari dana pemerintah. Namun, apabila dana tersebut tidak cukup, maka yang sumber dana kedua dapat berasal dari sumber eksternal seperti biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA).
“Di luar itu, dalam bayangan kami, bisa kita lakukan dengan mengkombinasikan program,” kata Herry.
Di samping itu, Pemerintah Indonesia juga mendorong pembentukan Global Water Fund di ajang World Water Forum ke-10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.
Saat ini, terdapat 2,2 miliar masyarakat di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih. Global Water Fund yang diproyeksikan untuk kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim, serta mekanisme pemantauan, akan menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia.
World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan mengenai tata kelola air dan sanitasi dunia. World Water Forum merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali untuk membahas isu-isu krusial terkait air, seperti konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Baca juga: Menilik peluang pembentukan Global Water Fund di masa depan
Baca juga: Indonesia Water Fund efektif atasi gap pembiayaan infrastruktur air
Baca juga: PUPR: Global Water Fund atasi permasalahan air di Kepulauan Pasifik
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024