Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti dari Universitas Buffalo di New York mengatakan terdapat dua bakteri umum yang menyebabkan infeksi pada anak dan orang tua, seperti sakit tenggorokan dan infeksi telinga dapat hidup di luar tubuh manusia untuk periode yang lama pada berbagai objek, termasuk buku, mainan, dan tempat tidur.

Para investigator seperti dilansir laman medicalnewstoday menemukan Streptococcus pneumoniae and Streptococcus pyogenes tetap hidup di berbagai tempat pada waktu yang lebih lama dari yang dipikirkan.

Hal ini menentang penelitian sebelumnya yang menunjukkan bakteri mati secara cepat sesaat setelah meninggalkan tubuh manusia. Para peneliti mengatakan penemuan ini dapat digunakan sebagai strategi yang lebih baik untuk mencegah infeksi, termasuk di rumah sakit, sekolah dan pusat-pusat perawatan.

S.pyogenes merupakan bakteri penyebab radang tenggorokan pada anak dan dewasa. Sementara S. pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan kematian dan kondisi tak sehat akibat infeksi saluran pernafasan pada anak dan orang tua.

Ia juga menyebabkan infeksi telinga. Penelitian sebelumnya dari tim memperlihatkan bakteri mengembangkan biofilm saat menjarah jaringan manusia. Biofilm merupakan kelompok mikroorganisme yang terikat bersama di permukaan.

Para peneliti menemukan bakteri ini lebih kuat dibandingkan bakteri lain yang tidak membentuk biofilm. Untuk menguji hal ini, para investigator menganalisis sejumlah objek termasuk buku, mainan dan tempat tidur bayi di pusat perawatan anak.

Tempat potensial bakteri biofimBanyak permukaan termasuk tempat tidur bayi positif terdapat S. pyogenes, sementara empat dari lima boneka mainan positif ditemukan S. pneumoniae.

Para peneliti mencatat tes ini dilakukan setelah permukaan dibersihkan pada pagi hari. Hal ini berarti sudah lama sejak permukaan dan benda-benda memiliki kontak dengan manusia. Para investigator kemudian mengetes kembali setelah satu bulan biofilm S. pyogenes dan S. pneumoniae untuk melihat apakah bakteri mampu mendiami suatu wilayah baru.

Hasil penelitian menunjukkan biofilm dapat secara efektif mendiami suatu wilayah baru dalam model tikus. Percobaan lain menemukan biofilm mampu bertahan berjam-jam pada tangan manusia, buku, permukaan mainan lembut dan keras sekalipun telah dibersihkan.

"Dalam semua kasus ini, kami menemukan patogen ini dapat bertahan untuk periode yang lama di luar inang manusia. Umumnya benda yang terkontaminasi dengan bakteri biofilm dapat bertindak sebagai reservoir bakteri selama berjam-jam, minggu atau bulan, menyebarkan infeksi pada individu yang kontak dengan mereka," kata Asisten profesor mikrobiologi dan imunologi dari University at Buffalo School of Medicine and Biomedical Sciences sekaligus ketua peneliti, Anders Hakansson.

Ia mencatat penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menentukan keadaan yang tepat kontak dapat menyebabkan penularan antar individu dan hasilnya diperlukan sebagai strategi baru mencegah infeksi.

"Jika ternyata tipe ini menyebar secara substansial, maka protokol yang sama yang sekarang digunakan untuk mencegah penyebaran bakteri lain, seperti bakteri usus dan virus, yang tidak bertahan pada permukaan, perlu diterapkan terutama bagi orang bekerja dengan anak-anak dan dalam pengaturan kesehatan, "tambahnya.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013