Kinerja untuk kuartal ini adalah 100 persen dari kinerja institutional banking. Pada tiga bulan pertama ini, Citi Indonesia menunjukkan kinerja kuat walaupun kita menghadapi tantangan tensi geopolitik dan juga volatilitas pasar

Jakarta (ANTARA) - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih yang meningkat 17 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama 2023 menjadi Rp665,9 miliar di tiga bulan pertama 2024, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional lainnya dan membaiknya biaya operasional.

"Kinerja untuk kuartal ini adalah 100 persen dari kinerja institutional banking. Pada tiga bulan pertama ini, Citi Indonesia menunjukkan kinerja kuat walaupun kita menghadapi tantangan tensi geopolitik dan juga volatilitas pasar," kata CEO Citi Indonesia Batara Sianturi saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Citi mencatat, cost to income ratio (CIR) membaik menjadi 38,8 persen dari 62,9 persen di tahun sebelumnya. Laba bersih yang positif memberikan kontribusi pada peningkatan return on asset (ROA) menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 2,9 persen di tahun 2023 serta peningkatan return on equity (ROE) menjadi 13,8 persen dari 13,7 persen.

Rasio liquidity coverage (LCR) dan rasio net stable funding (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat masing-masing di angka 275 persen dan 141 persen, di atas ketentuan minimum.

Citi Indonesia memiliki modal yang kuat, tercermin dari rasio kewajiban penyediaan modal (KPMM) sebesar 39,6 persen atau meningkat dari 30 persen di tahun sebelumnya.

Citi telah mengalihkan bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia pada November 2023. Kini Citi berfokus pada bisnis perbankan institusional (institutional banking) meliputi enam lini bisnis antara lain corporate banking, investment banking, commercial banking, trade and treasury services atau transaction banking, security services atau custodian, serta markets dan trading.

Di lini bisnis corporate banking, Citi menyampaikan pihaknya terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.

Citi terlibat dalam beberapa transaksi penting di kuartal I 2024, termasuk transaksi obligasi senior RegS sebesar 500 juta dolar AS selama 5 tahun untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dalam transaksi ini, Citi bertindak sebagai joint lead manager.

Lini bisnis multinasional atau global subsidiaries group juga terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang baik sepanjang kuartal I 2024 di tengah kondisi pasar yang menantang. Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk kinerja dari koridor Asia-ke-Asia yang melayani klien Asia yang berinvestasi di Indonesia.

Kemudian, lini bisnis commercial bank di Citi Indonesia membukukan pertumbuhan pendapatan yang baik di tiga bulan pertama tahun ini, yang berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas. Pertumbuhan ini, catat Citi, menjadi bukti kerangka bisnis yang kuat yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Adapun bisnis treasury and trade solutions (TTS) tercatat tumbuh dengan baik, dengan volume transaksi yang mendukung aktivitas operasional klien terus meningkat, baik untuk mata uang lokal maupun asing, didukung oleh pertumbuhan simpanan pihak ketiga.

Citi Indonesia menjadi salah satu bank pertama yang ditunjuk oleh Bank Indonesia (BI) untuk memfasilitasi devisa hasil ekspor (DHE) serta memfasilitasi transaksi ekspor-impor secara end-to-end dan proses cross-selling, terutama bagi nasabah multinasional Citi.

Aliran dana DHE tercatat meningkat sebesar 35 persen di kuartal I 2024. Untuk mendukung regulasi baru ini, Citi mengembangkan solusi yang lebih baik yang memudahkan klien dalam mengelola dana mereka dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Menurut Citi, bisnis securities services berkontribusi aktif terhadap pengembangan pasar modal Indonesia. Hal ini terlihat pada peran perusahaan dalam peluncuran layanan administrasi KYC dan sub rekening efek sebagai rekening kas alternatif oleh regulator.

Citi juga berpartisipasi aktif dalam Working Group dan Focus Group yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

"Kami juga memegang peranan penting dalam Komite Peraturan dan Pengembangan Pasar untuk Produk Kustodi yang dipimpin oleh Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) dan Komite Pengendalian Internal di KSEI," ujar Batara.

Batara mengatakan, inisiatif strategis dan komitmen Citi untuk memberikan solusi dan layanan keuangan yang unggul telah menghasilkan kinerja keuangan yang kuat dan sehat pada periode pertama tahun ini.

Meski begitu, Citi tetap mewaspadai dinamika pasar yang kompleks serta memastikan untuk dapat terus menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi sambil terus berinovasi dan melayani klien.

Baca juga: Citi Indonesia fasilitasi kredit sindikasi untuk Charoen Pokphand
Baca juga: Citi Indonesia catat pertumbuhan pinjaman 15 persen di lini institusi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024