Kami masih berusaha mengetahui dengan pasti fakta tentang insiden itu

Washington (ANTARA News) - Empat personel militer Amerika Serikat dibebaskan setelah ditahan sebentar oleh pemerintah Libya , kata Departemen Luar Negeri AS, Sabtu.

Juru bicara Deplu Jen Psaki, yang beberapa jam sebelumnya mengumumkan penahanan para personel militer AS, tidak mengatakan mengapa mereka ditahan, kendatipun surat kabar The New York Times memberitakan insiden itu terungkap setelah satu konfrontasi di pos pemeriksaan di mana terjadi penembakan.

"Semua empat personel militer AS yang ditahan di tempat tahanan pemerintah Libya telah dibebaskan," kata Psaki dalam satu pernyataan pada Sabtu tengah malam, seperti dilaporkan AFP.

"Kami masih berusaha mengetahui dengan pasti fakta tentang insiden itu."

Menurut Psaki, ke empat serdadu itu "sedang melakukan operasi di satu daerah dekat Sabratha sebagai bagian dari kesiagaan keamanan ketika mereka ditahan."

The Times, yang mengutip seorang saksi mata dan seorang pejabat pemerintah Presiden Barack Obama yang tidak disebut namanya, mengatakan satu kendaraan hancur ketika terjadi penembakan itu.

Sabratha, yang terkenal dengan reruntuhan Romawinya terletak 65 km barat ibu kota Tripoli.

Seorang pejabat AS, yang tidak bersedia namanya disebutkan mengemukakan kepada AFP bahwa empat tentara AS itu dibebaskan hanya dua jam setelah Deplu mengumumkan penahanan mereka.

Staf militer itu ditugaskan pada tim keamanan di kedubes AS di Tripoli dan mungkin sedang melacak rute-rute penyelamatan bagi kemungkinan digunakan para diplomat nanti, kata surat kabar itu sebelumnya mengutip pernyataan para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Para personel itu ditahan di satu pos pemeriksaan dan dipindahkan ke kementerian dalam negeri, kata The Times.

Para warga AS di Libya telah menjadi sasaran sejak tahun 2011, ketika pemerintah Muammar Gaddafi digulingkan oleh kelompok-kelompok pemberontak lokal yang didukung AS dan serangan udara NATO.

Pada September 2012 empat orang termasuk dubes AS untuk Libya, di kota Benghazi tewas dalam satu seraangan di konsulat AS di kota Benghaziu oleh kelompok bersenjata yang dituduh punya hubungan dengan l Qaida.

Dubes Christopher Stevens, seorang diplomat populer dan fasih berbahasa Arab, adalah dubes AS pertama tewas saat memangku jabatan dalam tiga dasa warsa.

Pada pertengahan November, Deplu mengungkapkan bahwa sejak Januari pihaknya telah menawarkan hadiah 19 juta dolar AS untuk membantu menangkap para anggota kelompok garis keras yang berada dibalik serangan itu.

Awal pekan ini, satu bom mobil bunuh diri menewaskan setidaknya 13 orang di Bersis sekitar 50km dari Benghazi.

Juga terjadi satu serangan yang mematikan terhadap seorang guru AS bulan ini di Benghazi dan pada Oktober, Perdana Menteri Ali Zidan diculik oleh para pria bersenjata di Tripoli dan beberapa jam kemudian dibebaskan.

Pada November, Menlu AS John Kerry dan sejawatnya dari Inggris William Hague bertemu di London dengan PM Libya Ali Zidan dan sepakat membantu Libya menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok milisi.


(H-RN)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013