Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof Dr Bambang PS Brodjonegoro mengatakan tantangan dunia kerja semakin kompleks dan dinamis.
"Revolusi Industri 4.0, perkembangan kecerdasan buatan, dan teknologi digital menuntut kita semua untuk beradaptasi dengan cepat," katanya dalam orasi ilmiahnya saat wisuda 837 sarjana Universitas Pancasila di Jakarta Convention Center Jakarta, Selasa.
Bambang Brodjonegoro yang juga anggota Yayasan Universitas Pancasila lebih lanjut menjelaskan bahwa World Economic Forum memperkirakan bahwa kecerdasan buatan akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025.
Sementara itu, PwC memperkirakan bahwa pada pertengahan 2030-an, hingga 30 persen pekerjaan dapat terotomatisasi. Selama gelombang pertama dan kedua, mereka memperkirakan bahwa perempuan berada pada resiko lebih besar untuk terkena dampak otomatisasi, karena banyak diantaranya menjalani pekerjaan yang sifatnya administratif.
Dalam jangka panjang, banyak pria yang akan terdampak juga karena mesin akan menggantikan banyak pekerjaan yang sifatnya manual di berbagai sektor.
Untuk itu sebagai lulusan dari institusi yang menjunjung tinggi keilmuan dan nilai-nilai kebangsaan yang tertuang dalam Pancasila, semua memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Anda adalah energi pembangunan yang akan membawa Indonesia bertransformasi menuju masa keemasan pada tahun 2045.
Dikatakannya di tahun 2022, hampir seperempat (24 persen) atau 65,82 juta orang di Indonesia adalah pemuda. Bahkan menurut BPS, Indonesia sendiri tengah mengalami masa bonus demografi sejak tahun 2015, dengan puncaknya diproyeksikan terjadi antara tahun 2020 dan 2025.
Selama periode ini, sekitar setengah dari populasi akan terdiri dari individu muda berusia 18-39 tahun, sekitar usia muda. Jumlah yang tidak sedikit untuk menjadi
energi dari pembangunan negara kita ini.
Generasi muda saat ini sudah menghadapi masa pandemi COVID-19, sedang dan akan menghadapi berbagai macam isu seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, konflik geopolitik, hingga kecerdasan buatan atau AI.
BPS mencatat bahwa saat ini, tingkat partisipasi angkatan kerja kita masih cukup tinggi yakni 68,63 persen pada 2022, dengan lulusan perguruan tinggi masih mendominasi dengan angka 82,28 persen di tahun 2022.
"Namun kita tidak boleh terlena," kata Bambang mengingatkan.
Baca juga: Generasi muda dan tantangan kerja di era digital
Baca juga: Di Forum APEC, Prakerja jawab tantangan dunia soal keterampilan hijau
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024