Adanya kebijakan perubahan status bandara internasional Frans Kaisiepo menjadi domestik perlu dikaji ulang
Biak (ANTARA) - DPRD Kabupaten Biak Numfor, Papua, meminta status Bandara Internasional Frans Kaisiepo tetap dipertahankan untuk kepentingan pelayanan penerbangan di Indonesia.

"Saat ini keberangkatan pesawat dari Bandara Frans Kaisiepo Biak perlu ditingkatkan untuk mendukung rencana ekspor langsung ikan tuna segar ke Narita Jepang," kata Ketua Pansus DPRD Biak Numfor Anthon Kho pada rekomendasi LKPJ Bupati tahun anggaran 2023 di Biak, Selasa.

Anthon mengatakan, apalagi dengan letak bandara Frans Kaisiepo yang berada di kawasan Pasifik sangat menjanjikan ke depan.

Ia berharap, adanya dukungan dari berbagai pihak untuk menjadikan bandara Frans Kaisiepo tetap berstatus internasional.

"Kami harapkan jika terjadi perubahan status bandara Frans Kaisiepo menjadi domestik dari bandara Internasional maka perlu dilakukan pembinaan berkelanjutan," katanya.

Anthon menyebut, untuk penerbangan domestik dari bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak hanya melayani keberangkatan dalam negeri.

"Ada rencana penerbangan langsung dari bandara Frans Kaisiepo Biak menuju daerah lain di luar negeri," katanya .

Dia berharap, dalam upaya mengangkat potensi perekonomian daerah di sektor kelautan, perikanan dan pariwisata maka keberadaan bandara Internasional Frans Kaisiepo sangat dibutuhkan.

Ia berharap, hasil kerja sama bersama instansi pemerintah, pelaku usaha dan BUMN/BUMD dapat mendorong pengembalian status bandara internasional Frans Kaisiepo.

"Adanya kebijakan perubahan status bandara internasional Frans Kaisiepo menjadi domestik perlu dikaji ulang," katanya.

Baca juga: Kadis Pariwisata: Bandara Biak pintu masuk pariwisata di Pasifik
Baca juga: BPS: Ekspor Papua terbesar lewat Bandara Frans Kaisiepo pada Januari 
Baca juga: AP I rencanakan pengembangan fasilitas kargo Bandara Frans Kaisiepo

 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024