Sleman (ANTARA News) - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta memetakan sedikitnya terdapat 34 titik pusat perbelanjaan yang rawan terjadi kemacetan arus lalu lintas pada saat liburan Tahun Baru 2014 ini.

Kepala Bidang Humas Polda DIY AKBP Anni Pudjiastuti, Sabtu, mengatakan, Polda DIY telah memetakan sebanyak 34 pusat perbelanjan yang selalu menjadi simpul kemacetan baik mal maupun pasar tradisional.

"Titik rawan kemacetan tersebut antara lain Kulon Progo sembilan titik, Bantul sembilan titik pasar, Kota Yogyakarta enam titik, Sleman lima titik dan Gunung Kidul lima titik," katanya.

Menurut dia, untuk pusat perbelanjaan atau mal yang banyak menyedot arus kendaraan roda empat sebagai simpul kemacetan berada di Kota Yogyakarta dan Sleman.

"Kami sudah memetakan titik macet dan rawan kejahatan juga di kawasan pusat perbelanjaan. Sedangkan untuk penempatan personel diserahkan tiap polres," katanya.

Ia mengatakan, titik-titik tersebut akan terus menjadi perhatian kepolisian selama libur akhir tahun.

"Selain tempat wisata, sejumlah pusat perbelanjaan juga banyak menjadi tujuan masyarakat saat liburan," katanya.

Anni mengatakan, khusus Malioboro pada Selasa (31/12) saat malam pergantian tahun dimungkinkan terjadi pengalihan arus. Rekayasa itu dilakukan jika kawasan Malioboro dan nol kilometer (simpang empat Kantor Pos Besar Yogyakarta) sudah sangat padat.

"Pengalihan dari arah barat Jalan Ahmad Dahlan akan dibelokkan ke utara menuju Jalan Bhayangkara. Dari timur akan dipecah dari perempatan Gondomanan ke arah Jalan Suryotomo dan Brigjen Katamso. Sedangkan dari sisi utara kawasan Abu Bakar Ali akan diteruskan ke barat menuju Jalan Pasar Kembang. Tapi itu diberlakukan ketika kawasan Malioboro sudah benar-benar padat, tidak tergantung pada waktunya," katanya.

Ia mengatakan, selain itu saat malam tahun baru kawasan Malioboro akan steril dari parkir kendaraan bermotor.

"Sedikitnya 200 personel dikerahkan dalam pemantauan arus lalu lintas di sekitar Malioboro. Termasuk personel antisipasi terorisme dari Brimob Polda DIY," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013