Bahkan terkadang harus mengorbankan harga diri, dengan begitu kita bisa bersatu

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengatakan bahwa negeri akan bersatu jika para pemimpinnya bersatu demi memperkuat posisi Indonesia di mata dunia adalah dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasionalisme dengan mengesampingkan pragmatisme.

Menurutnya untuk menjalin persatuan hingga duduk bersama itu bukan suatu hal yang mudah karena ada perasaan pribadi yang dikorbankan, ketersinggungan yang dikorbankan, hingga agenda pribadi yang dikorbankan.

"Bahkan terkadang harus mengorbankan harga diri, dengan begitu kita bisa bersatu," kata Muzani dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Muzani, sejak zaman kemerdekaan hingga Orde Lama dan Orde Baru, para pemimpin bangsa Indonesia memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Hal itu menurutnya terbukti dari banyaknya upaya dari luar untuk menggagalkan Indonesia menjadi negara merdeka dan mandiri.

Baca juga: Wakil Ketua MPR lelang sapi pribadi untuk disumbangkan ke Palestina

Karena itu, menurutnya persatuan adalah syarat mutlak bagi negara Indonesia untuk bisa menjadi negara besar dan maju. Dengan persatuan dan kesatuan, menurutnya Indonesia akan kuat dan dihormati dunia.

Dia mengatakan saat ini dunia menghadapi suasana yang tidak menentu dan tidak ada yang pernah memprediksi datangnya ancaman adanya peperangan terbuka, contohnya antara Ukrania dan Rusia. Dunia juga, kata dia, tidak menyangka bahwa konflik Palestina dan Israel semakin kuat dan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat Palestina.

Hal itu menurutnya menggambarkan bahwa semangat ambisi dasar manusia tetap sama, yakni ingin menguasai wilayah-wilayah negara yang lemah. Namun, sebuah wilayah akan dihormati jika kuat ekonominya, kuat pertahanannya, dan kuat politiknya.

"Keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila menjadi landasan dalam kita bernegara. Itu sebabnya persatuan dan kesatuan adalah syarat dan kunci utama menuju pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera," katanya.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024