Manchester (ANTARA News) - Pelatih Liverpool Brendan Rodgers menghadapi tindakan dari FA, dan kemungkinan mendapat dakwaan, setelah mengeluh mengenai wasit Lee Mason setelah timnya kalah 1-2 di markas Manchester City.

Mason, yang melakukan beberapa kesalahan pada keputusan-keputusan kunci yang merugikan Liverpool, berasal dari Bolton yang secara teknis masuk ke dalam daerah "Greater Manchester."

Bolton tidak pernah dianggap menjadi bagian dari kota Manchester, namun hal itu tidak mencegah Rodgers untuk menyebut bahwa Mason berasal dari Manchester.

"Kami tidak mendapat bantuan apapun dari para ofisial," kata Rodgers yang dilansir AFP.

"Saya pikir mereka mengerikan. Kami tidak mendapatkan apa-apa sama sekali. Saya terkejut bahwa kami bermain di Manchester dengan wasit dari Greater Manchester. Saya tidak berpikir kami mendapatkan keputusan yang menguntungkan kami."

"Mudah-mudahan kami tidak kembali mendapatkan wasit asal Greater Manchester pada pertandingan Liverpool- Man City. Saya akan memberikan pertanyaan (kepada FA)."

"Saya tidak berpikir kami akan mendapatkan seseorang dari Wirral (yang berada di seberang Sungai Mersey dari Liverpool) mewasiti pertandingan Liverpool-Man City."

Rodgers secara spesifik marah dengan keputusan offside tidak tepat tertuju pada Raheem Sterling, ketika mencetak gol bersih, serta penolakan sang wasit memberi hadiah penalti terhadap pelanggaran yang dilakukan terhadap Luis Suarez.

"Saya memikirkan offside itu, hakim garis bahkan tidak berada di potongan rumput yang sama," kata Rodgers. "Jika Anda bekerja di level ini, Anda harus melakukannya dengan benar."

"Terdapat insiden lain pada babak kedua ketika Luis tidak mendapatkan tendangan bebas di tepi kotak penalti saat Joleon Lescott melanggarnya, dan pada akhirnya Anda dapat berargumen bahwa itu adalah penalti. Luis tidak melompat karena kausnya ditarik."

Meski mengalami sejumlah masalah, Liverpool unggul terlebih dahulu melalui Coutinho sebelum City mengakhiri babak dengan keunggulan berkat gol-gol dari Vincent Kompany dan Alvaro Negredo untuk menggeser rival mereka itu dan menuju peringkat kedua di klasemen Liga Utama Inggris.

Pelatih City Manuel Pellegrini, yang sebelumnya merencanakan timnya memuncaki tempat teratas pada saat pergantian tahun, sekarang mungkin melihat rencananya itu menjadi instruksi meski ia juga mengeluhkan beberapa hal.

Pasukannya sekarang menghadapi pertandingan melawan Crystal Palace pada Sabtu - hanya 48 jam setelah bertanding melawan Liverpool - sementara itu rival-rival dalam persaingan menjuarai liga seperti Chelsea, Arsenal, dan Liverpool sendiri memiliki tanbahan waktu 24 jam untuk memulihkan diri.

"Saya tidak berbicara mengenai memainkan begitu banyak pertandingan karena itu sama bagi setiap tim," ucapnya.

"Namun saya pikir kami semestinya mendapatkan setidaknya 72 jam (istirahat) dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Saya sama sekali tidak berbicara mengenai Manchester United namun tim-tim papan atas lain pada klasemen yang bermain 72 jam setelahnya (setelah pertandingan terakhir). Pada fase ini, kami bermain begitu dekat (bersama-sama), tim-tim sisanya semestinya sama."

Melihat penampilan terkini City, khususnya di Stadion Etihed di mana mereka memiliki rekor 100 persen pada musim ini, kekhawatiran Pellegrini sepertinya tidak terlalu besar dan sang pelatih City relatif santai perihal isu apakah timnya akan memulai 2014 di peringkat pertama atau kedua di klasemen.

"Kita lihat saja apa yang akan terjadi," tuturnya. "Pertandingan terakhir kami bermain di sini (pada 2013) melawan Crystal Palace adalah kurang dari 48 jam namun Arsenal juga menghadapi pertandingan berat, melawan Newcastle."

"Dan ini baru separuh (musim) Liga Utama Inggris. Paruh kedua akan sangat dekat, dengan lima atau enam tim bersaing untuk gelar (juara)."

(H-RF)

(Uu.SYS/C/H-RF/A/I015) 27-12-2013 22:22:32

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013