Boyolali (ANTARA News) - Ribuan warga berkumpul di kawasan objek wisata Umbul Pengging Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, mengikuti upacara ritual "Gunungan Sebar Apem Kukus Keong Mas".
Upacara ritual Tumpengan Sebar Apem Kukus Keong Mas tersebut diawali dengan kirab budaya keliling desa menuju halaman Mesjid Cipto Mulyo atau peninggalan Paku Buwono X Keraton Surakarta di kawasan wisata Pengging.
Prosesi kirab ritual tersebut diawali dengan tiga ekor kerbau Kiai Slamet diikuti para tokoh masyarakat dan tamu undangan termasuk Wakil Bupati Boyolali Agus Purmanto, disusul dua gunungan keong mas, yang dikawal barisan prajurit keraton, sejumlah seni budaya lokal, dan terakhir paguyuban tari reog desa setempat
Setelah dilakukan doa memohon Tuhan Yang Maha Esa di halaman Mesjid Cipto Mulyo, kemudian dibawa ke panggung setinggi sekitar tiga meter untuk dibagikan kepada werga atau pengunjung dalam upacara tersebut.
Menurut Sekretaris Camat Banyudono, Mustakim, upacara ritual Gunungan Sebar Apem Kukus Keong Mas yang digelar di Pengging, setiap tahun pada bulan Sapar (Kalender Jawa) ini dengan jumlah sebanyak 19 ribu apem.
Menurut dia, upacara yang dihadiri sekitar delapan ribu pengunjung tersebut merupakan tradisi sejak nenek moyangnya yang dilestarikan hingga sekarang dengan tujuan memohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari musibah dan dilimpahkan rezeki bagi warga sekitar Pengging.
Selain itu, kata dia, kegiatan upacara adat budaya sebar apem keong mas yang dikemas dengan baik guna menarik perhatian wisatawan agar berkunjung ke objek Umbul Pengging ke depannya.
Wakil Bupati Boyolali Agus Purmanto, menjelaskan, upacara ritual sebar apem keong mas di kawasan Pengging, sejarahnya dulu karena terjadi "pagebluk" atau wabah hama tanaman padi.
"Para petani setempat pada saat terjadi wabah hama tanaman, mereka tidak ada yang panen padi," katanya.
Namun, seorang pujangga pada zaman Paku Buwono IV Keraton Kasunanan Surakarta, yakni Raden Ngabei Yosodipuro, kemudian melakukan ritual dengan melepas keong mas di persawahan.
Menurut dia, dengan disebarkan keong mas tersebut wabah hama tanaman dapat diatasi dan warga kemudian berhasil memanen tanaman padinya.
Hal ini, kemudian dilakukan syukuran dengan menyebarkan apem keong mas tanda kemakmuran warga sekitar.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013