Silent reading sering digunakan dalam pendidikan untuk meningkatkan pemahaman bacaan
Ambon (ANTARA) - Kelompok anak muda Ambon berinisiatif menggelar baca senyap dan bincang buku (Silent Reading and Book Talk) bersama, sebagai bentuk upaya membangun kebiasaan membaca bagi pemuda di Maluku.

 

"Saya berinisiasi membuat baca senyap ini karena ingin mencari suasana dan pengalaman baru dalam membaca sekaligus melatih fokus,” kata Inisiator Silent Reading and Book Talk Elnino Fofid, di Ambon, Senin.

 

Silent reading atau membaca senyap adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara diam-diam tanpa membaca secara keras atau mengucapkan kata-kata yang sedang dibaca.

 

Dalam silent reading, pembaca membaca teks dalam pikiran mereka sendiri tanpa mengeluarkan suara sehingga memungkinkan pembaca untuk memahami dan memproses informasi yang sedang dibaca dengan lebih efisien.

"Silent reading sering digunakan dalam pendidikan untuk meningkatkan pemahaman bacaan dan kecepatan membaca," katanya.


Baca juga: Gol A Gong: Kebiasaan membaca antarkan saya jelajahi 20 negara gratis
Baca juga: Perpusnas perkuat fondasi literasi keluarga melalui tiga pilar

 

Ia mengatakan, silent reading ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap membaca di kalangan generasi muda sekaligus mengurangi ketergantungan pada gawai.

 

“Kami ingin mengubah kebiasaan ini dengan menyediakan ruang dan waktu khusus untuk membaca. Dengan berkumpul dan membaca bersama, kami berharap bisa menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan membaca,” harapnya.

 

Menurut Elnino, dengan mengadakan baca senyap bersama, pembaca akan berusaha menghabiskan bacaannya dan mudah memahami apa yang mereka baca.

 

“Kalau kita lakukan baca bersama kan orang-orang sadar oh ini saya lagi dalam kegiatan membaca, sehingga mereka akan berusaha menghabiskannya. Kalau sendiri di rumah, nanti fokusnya mudah dialihkan ke hal lain,” ujarnya.

 

Ia mengatakan, silent reading volume tiga ini cukup berbeda dengan sebelumnya karena berkolaborasi bersama beberapa temannya yang berkontribusi sebagai fotografer dan menyediakan minum serta cemilan bagi peserta. Hal ini agar pembaca tetap santai dan mendapatkan momen membaca senyap mereka.

 

Salah seorang peserta silent reading Ile mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya, baca senyap adalah kegiatan yang patut diadakan setiap minggu untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dalam diri anak muda.

 

“Tadi saya baru menemukan kutipan dalam buku yang saya baca, ketika kita mampu membeli buku, harusnya kita juga mampu membeli waktu untuk membacanya. Saya sangat mengapresiasi kegiatan baca senyap ini," kata Ile.

Baca juga: Peningkatan budaya membaca kunci wujudkan masyarakat berkarakter
Baca juga: Perpusnas bakal beri penghargaan pada penggerak budaya membaca

 

Pesrta Silent Reading and Book Talk di Ambon. ANTARA/Winda Herman

Kegiatan yang dimulai sejak Juli 2023 ini telah menarik perhatian mahasiswa, pelajar hingga anak muda pada umumnya.

 

Silent reading yang sudah dilakukan hingga volume tiga ini, digelar sekali dalam sebulan dengan alasan memberi ruang untuk kesibukan pembaca yang lain berlangsung di tempat yang berbeda-beda.

 

Setiap peserta membawa buku favorit mereka masing-masing dan duduk bersama dalam keheningan selama satu jam. Setelah sesi membaca, mereka diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengenai buku yang telah dibaca, berbagi rekomendasi buku, dan pengalaman membaca yang inspiratif.

 

Dengan semangat membaca yang terus berkobar, anak-anak muda Ambon ini berharap dapat menciptakan budaya literasi yang kuat di tengah-tengah masyarakat, sekaligus menunjukkan bahwa kegiatan sederhana seperti membaca bisa membawa perubahan positif yang signifikan.

Baca juga: Memupuk budaya baca buku Generasi Z
Baca juga: DKI gencarkan budaya gemar baca lewat Baca Jakarta Triwulan III
Baca juga: Pemprov Lampung ajak masyarakat tingkatkan budaya membaca


Pewarta: Winda Herman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024