Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin ditutup melemah di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia.

Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah tergelincir 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.978 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.955 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah hari ini lebih dipengaruhi oleh data neraca pembayaran Indonesia triwulan I-2024 yang mengalami defisit terutama defisit pada neraca berjalan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Pada triwulan I-2024, transaksi berjalan mencatat defisit 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB pada triwulan IV-2023.

Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I-2024 mencatat defisit 6,0 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Dari faktor eksternal, pelaku pasar menunggu Federal Open Market Committee (FOMC) minutes dan data klaim pengangguran AS yang akan dirilis Kamis pekan ini.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turun ke level Rp15.980 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.978 per dolar AS.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024