Kazan (ANTARA News) - Dua tokoh Islam Indonesia, yaitu Din Syamsuddin, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, dan Hasyim Muzadi, Ketum PB Nahdlatul Ulama (PBNU), terpilih sebagai Ketua Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian (World Conference on Religion for Peace/WCRP) dalam sidang ke-8 organisasi tersebut yang berlangsung di Kyoto, Jepang 25-29 Agustus 2006. "Hasyim Muzadi terpilih sebagai salah seorang dari sembilan ketua (presiden), sedangkan Din sebagai Ketua Kehormatan (honorary president)," kata Din di Kazan, Tartastan, Rusia, Rabu, saat mengikuti pertemuan Aliansi Strategis Rusia-Dunia Islam. WCRP adalah organisasi lintas agama yang berdiri sejak 36 tahun yang lalu dan berpusat di Markas PBB di New York, menghimpun tokoh-tokoh agama dari seluruh dunia. Anggota organisasi itu bersama-sama berjuang untuk mewujudkan perdamaian dunia dengan pendekatan keagamaan. Pertemuan di Kyoto dihadiri sekitar 600 tokoh dari 20 agama yang mewakili 100 negara. Kedua tokoh Islam dari Indonesia itu dipilih atas pertimbangan prakarsa dan peran serta mereka dalam mengembangkan perdamaian baik di tingkat nasional maupun internasional. Muzadi beberapa waktu lalu mengadakan konperensi ulama dan cendekiawan Muslim sedunia dan membantu resolusi konflik di Thailand Selatan, sedangkan Din beberapa waktu lalu mengadakan Forum Pemuka Agama di Asia Timur (East Asia Religious Leaders Forum) dan pada pertengahan Agustus lalu juga menyelenggarakan Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum) di Jakarta. Din mengatakan pengangkatan itu merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Selain itu juga merupakan penghargaan atas peran Islam di Indonesia yang akhir-akhir ini memang menunjukkan dinamika sebagai agen Islam yang membawa rahmat bagi seluruh dunia (rahmatan lil alamin). Dia berharap peran serta itu dapat memberi dampak bagi pengembangan kerukunan domestik di Indonesia yang harus diakui masih menyisakan masalah potensial sebagai bom waktu pada masa depan. "Khususnya dalam relasi antara Islam dan Kristen dan relasi antara Islam dan Tionghoa, dua agenda yang harus diselesaikan dengan baik," kata Din.(*)
Copyright © ANTARA 2006