Washington (ANTARA News) - Lapisan ozon pelindung Bumi, yang menipis pada 1980, mungkin dapat pulih sepenuhnya sekitar pertengahan abad ini, kata beberapa ilmuwan cuaca Rabu.
Ozon di stratosfir di luar wilayah kutub, berhenti menipis pada 1997, demikian temuan para ilmuwan itu setelah menganalisis pengamatan selama 25 tahun.
Lapisan ozon melindungi planet Bumi dari radiasi berbahaya sinar ultraviolet, namun bahan kimia buatan manusia -- terutama kloroflurokarbon yang terdapat pada sebagian alat pendingin dan bahan bakar aerosol -- membuat tipis lapisan ozon di stratosfir, sehingga lapisan pelindung tersebut jadi lebih tipis.
Para ilmuwan itu mengatakan sebagian besar kembalinya lapisan ozon disebabkan oleh dipatuhinya kesepakatan internasional 1987, yang disebut Protokol Montreal -- yang bertujuan membatasi buangan bahan kimia yang membuat tipis lapisan ozon.
"Hasil ini mengkonfirmasi Protokol Montreal dan perubahannya telah berhasil menghentikan hilangnya lapisan ozon di stratosfir," kata Eun-Su Yang dari Georgia Institute of Technology -- yang memimpin satu tim yang menganalisi data tersebut.
"Pada tingkat pemulihan saat ini ... lapisa ozon global dapat pulih ke tingkat 1980 --saat para ilmuwan pertama kali memperhatikan dampak berbahaya prilaku manusia pada lapisan ozon di stratosfir -- suatu saat sekitar pertengahan abad ini," kata mereka yang dalam suatu pernyataan, seperti dilansir Reuters.
Meskipun ozon adalah pelindung bermanfaat di stratosfir, sekitar 10 sampai 50 kilometer di atas permukaan Bumi, ozon yang berada di tingkat dasar dapat berbahaya bagi jaringan paru-paru dan tanaman dan menjadi unsur utama kabut asap.
Ulasan itu disiarkan dalam Journal of Geophysical Research - Atmospheres.
Para peneliti dari NASA dan lembaga lain melaporkan pada Juni bahwa yang disebut lubang ozon di atas Antartika akan pulih sekitar 2068 --yang berarti sekitar 20 tahun lebih lambat daripada perkiraan sebelumnya.
Lubang ozon di atas Antartika adalah kehilangan ozon dalam jumlah besar yang terjadi setiap musim semi di Belahan Bumi Selatan.
Lubang ozon yang serupa, meskipun lebih kecil dan tak terlalu parah, telah dilaporkan terdapat di Kutub Utara. (*)
Copyright © ANTARA 2006