Kalau dilihat dari dekat masih nampak sekali sisa-sisa kejayaan atau keindahan terumbu karang serta biota laut lainnya di perairan ini, sayang sudah mengalami kerusakan,"
Pesawaran, Lampung (ANTARA News) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan kecewa atas kerusakan terumbu karang yang terjadi di kawasan perairan Teluk Lampung.
"Kalau dilihat dari dekat masih nampak sekali sisa-sisa kejayaan atau keindahan terumbu karang serta biota laut lainnya di perairan ini, sayang sudah mengalami kerusakan," ujar Menhut, usai melakukan penyelaman di Batu Mandi, kawasan perairan Pulau Kelagian-Puhawang di Kabupaten Pesawaran, Lampung, Rabu.
Menurut Menhut, keindahan laut di Kabupaten Pesawaran tidak kalah dengan Bunaken maupun objek wisata bahari terkenal lainnya, sehingga kawasan tersebut layak menjadi daerah tujuan wisata.
Namun, ia melanjutkan, kerusakan terumbu karang itu harus terlebih dahulu dipulihkan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan penangkapan ikan menggunakan bom, racun, setrum maupun pukat harimau.
"Penggunaan alat tangkap tersebut menambah kehancuran terumbu karang dan biota laut serta ikan-ikan kecil turut hilang, sehingga sama saja merugikan nelayan," kata Zulkifli Hasan.
Bahkan, ujarnya, seusai melakukan penyelaman di lokasi itu, sisa-sisa jaring jenis pukat harimau masih ada, bahkan terlihat masih baru.
"Masih baru jaring-jaringnya, inilah yang menjadi salah satu penunjang kehancuran terumbu karang di daerah ini," ujarnya.
Padahal, menurut dia, hanya dengan kedalaman berkisar 10--15 meter saja keindahan terumbu karang sudah dapat dinikmati, ikan hias dan berbagai biota laut pun masih tersisa.
"Pasti dulu keindahannya luar biasa, karena sisa-sisanya saja masih terlihat jelas, dengan adanya sebagian terumbu karang yang tumbuh indah meskipun sebagian besar rusak parah," ujar Menhut.
Ia menyebutkan, pemerintah daerah harus peduli dan berkomitmen untuk benar-benar memperhatikan perlindungan dan pengelolaan kawasan laut tersebut, sehingga dapat menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Mungkin saja, kata Zulkifli, sekitar 30 tahun ke depan terumbu karang di wilayah itu dapat kembali menjadi indah, asalkan pemerintah daerah peduli untuk menanggulangi permasalahan yang ada.
(B014/T007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013