Jakarta (ANTARA News) - Sebuah pesan dalam botol yang dikubur 54 tahun lalu ditemukan di bawah timbunan bebatuan di lembah terpencil kawasan Arktik yang berada di pulau paling utara Kanada.

Ahli biologi Warwick F. Vincent, direktur Center for Northern Studies di Laval University, Quebec City, mengungkap penemuan itu dalam konferensi di Halifax, Nova Scotia, pekan lalu.

Vincent dan koleganya, Denis Sarrazin, mendarat di lembah terpencil tempat surat itu terkubur musim panas lalu karena iseng mengambil jalan memutar menuju markas mereka. Mereka pikir lembah kecil itu cocok untuk pengumpulan sampel mikroba.

Sementara Vincent mengumpulkan sampel, Sarrazin melihat sekeliling dan menemukan tumpukan batu di dekat lapisan beting es.

Mereka menemukan botol plastik sampel kecil berukuran 250-milliliter dengan gulungan sobekan buku catatan di dalamnya saat membongkar tumpukan batuan.

Sobekan buku catatan itu berisi pesan dari penjelajah dan glasiolog muda asal Pasadena, Paul T. Walker, yang ditulis dengan pensil pada 10 Juli 1959.

Pesan itu berisi permintaan sederhana untuk mengukur jarak beting es paling dekat dengan Ward Hunt Island, dan melaporkan kembali ke laboratoriumnya di Ohio State University, atau ke koleganya Albert Crary di Cambridge, Massachusetts.

Demikian tulisan dalam sobekan buku catatan itu:

"Kepada Yang berkepentingan: Ini dan tumpukan batu serupa setinggi 21,3 kaki ke barat disusun pada 10 Juli 1959. Jarak tumpukan batu ini dengan pinggiran glasier sekitar empat kaki dari lantai batuan sekitar 168,3 kaki.

Siapapun yang melalui jalanan ini diminta mengukur ulang jarak dan mengirimkan informasi ke : Paul T. Walker, Department of Geology, The Ohio State University, Columbus 10, Ohio, USA dan Mr. Albert P. Crary, Air Force Cambridge Research Center, 11 Leon St., Boston 15, Mass. USA. Terima Kasih Banyak."

"Saya langsung mengenali dua nama itu," kata Vincent seperti dilansir laman LA Times pada 20 Desember 2013.

"Dia tidak tahu pada tahap itu apakah glasier bertambah maju atau mundur. Tapi dia ingin titik referensi yang memungkinkan peneliti selanjutnya memberikan data-data penting kepadanya," katanya.

Vincent dan Sarrazin kemudian mengukur ulang jarak menggunakan peralatan GPS dan melaluinya dan menemukan lapisan es telah mundur lebih dari 200 kaki, kata Vincent.

Tanpa peralatan modern, perjalanan ke lembah dengan suhu rata-rata berkisar nol derajat Fahrenheit itu akan sangat sulit pada akhir tahun 1950an, kata Vincent.

"Ward Hunt Island sudah berada di antah berantah. Ini dari antah berantah ke antah berantah," katanya.

"Ini lembah yang sangat tersembunyi, di luar jalur-jalur yang dilalui orang. Dan itu alasan tumpukan batu itu dan harta karunnya hilang selama 54 tahun," tambah dia.


Tak Kembali

Walker, lulusan jurusan geologi Occidental College geology tahun 1956, tidak pernah kembali ke laboratoriumnya di Columbus, Ohio, untuk memeriksa respons terhadap pesan yang dia tinggalkan.

Stroke berat yang terjadi pada pekan-pekan berikutnya membuat dia lumpuh. Walker yang lumpuh kembali ke rumah orangtuanya di Pasadena dan tinggal di sana sampai meninggal dunia pada 11 November 1959.

Ketika itu dia baru 25 tahun tapi sudah menjadi bagian dari ekspedisi besar di dekat dua kutub.

"Walker adalah nama terkenal dalam bidang kami karena titik tertinggi Ward Hunt Island disebut Walker Hill. Dan kami sudah berkemah di dekat Walker Hill selama 10 tahun lebih sekarang," kata Vincent.

Sementara Crary, yang mencapai Kutub Utara tahun 1952, menjalani karir mengesankan dan memimpin misi ke Kutub Selatan tahun 1961.

Pusat Ilmu Arktik Amerika Serikat (U.S. Arctic Program's Science) dan Engineering Center di McMurdo Bay, Antarktika, dinamai dengan namanya.

"Albert Crary – yang sesungguhnya memberi saya merinding saat membaca nama pada lembaran kertas itu. Dan di sanalah kami, memegang selembar kertas dengan namanya. Dia adalah tokoh yang sangat terkenal dalam ilmu tentang kutub utara dan selatan," kata Vincent.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013