Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengenang sosok Prof Salim Said sebagai seorang yang rendah hati dan terbuka.
“Beliau merupakan sosok yang terbuka dan rendah hati, yang melayani undangan kami pada saat kami menjadi wartawan muda di era tahun 99 saat mengundang beliau dalam diskusi,” kata Usman Kansong saat dihubungi ANTARA, Sabtu.
Hal tersebut dirasakan ketika Usman Kansong ketika masih menjadi wartawan muda pada awal-awal reformasi, saat mengadakan kegiatan diskusi kecil dengan tamu yang tidak begitu banyak.
Dirinya menceritakan bahwa pada saat itu, Prof Salim Said merupakan seorang intelek dan juga wartawan ternama. Dengan berbagai kesibukannya pada saat itu, beliau masih mau menyempatkan untuk hadir dalam kegiatan diskusi tersebut.
“Saya punya kenangan dengan Prof pada tahun 99 saya kira, masa awal reformasi. Waktu itu kita mengundang Prof untuk berdiskusi. Nah yang sangat saya apresiasi, kami ini kan wartawan muda (pada saat itu), kemudian jumlah tidak besar tapi Prof yang cukup dikenal baik sebagai wartawan dan intelektual mau melayani undangan kami,” ujar dia.
Dalam kegiatan tersebut, dirinya beserta teman-teman wartawan muda era itu mengaku banyak mendapatkan ilmu melalui diskusi serta pengalaman yang didapat dari Prof Salim Said.
Prof Salim Said memang dikenal sebagai seorang intelek dan juga wartawan ternama. Tidak hanya itu saja, dirinya juga banyak menciptakan buku dengan berbagai judul yang banyak mengangkat tema film, politik dan juga militer.
Prof Salim Said juga merupakan seorang intelek ternama di Indonesia, dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan psikologi, sayangnya tidak berlanjut.
Dirinya lebih memiliki jurusan sosiologi di universitas yang sama dan dinyatakan lulus pada tahun 1976. Kemudian, dirinya tidak berpuas diri dalam menimba ilmu.
Hal tersebut dibuktikan dengan berangkatnya Prof Salim Said ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan di Ohio State University. Tidak tanggung-tanggung, dirinya meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik.
Prof Salim Said juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya pada tahun 2006 hingga 2010.
Baca juga: Dewan Pers ucapkan belasungkawa atas berpulangnya Salim Said
Baca juga: Keluarga sebut Salim Said wafat karena sakit, sempat bolak-balik RS
Baca juga: Kominfo: Prof Salim Said merupakan sosok teladan bagi wartawan modern
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024