Kami mengajak para perwira tinggi Jenderal TNI (AD) bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa atau Oplah dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak jajaran TNI AD untuk bersinergi bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik, demi mewujudkan swasembada pangan di Tanah Air.

“Kami mengajak para perwira tinggi Jenderal TNI (AD) bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa atau Oplah dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Mentan mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar Rapat Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Optimasi Lahan dan Pompanisasi Bersama TNI dalam Rangka Percepatan Penambahan Areal Tanam pada Jumat (17/5).

Mentan menyebutkan bahwa saat ini sudah lebih dari 30 ribu unit pompa yang terpasang di lahan-lahan eksisting di seluruh Indonesia.

Amran menuturkan puluhan ribu unit pompa tersebut untuk meningkatkan produktivitas pertanian pada masa pertanaman yang akan dilakukan pada Juni, Juli dan Agustus 20224, sehingga dapat memastikan pasokan pangan untuk September dalam kondisi yang aman.

"Kita harus memastikan sekaligus menggerakkan 30 ribu pompa yang di lahan eksisting ini beroperasi dengan baik. Jangan sampai sawah kering tapi pompa tidak berjalan," ujar Mentan.

Berikutnya, kata Mentan, TNI tidak perlu menunggu survei investigasi dan desain (SID) dalam melakukan percepatan melalui optimasi maupun pompanisasi. TNI dipersilahkan bergerak mengawal dan membantu jalannya program yang ada saat ini.

Mentan juga berterima kasih kepada TNI yang mengambil bagian dalam percepatan areal tanam yang diawali dengan pompanisasi dan oplah.

Menurut Amran dengan adanya sinergi semua pihak termasuk TNI AD dalam membangun ketahanan pangan sangat peting, sehingga Indonesia dapat bisa lebih mandiri terkait ketersediaan pangan dan mewujudkan swasembada pangan.

“Ini adalah solusi cepat krisis pangan. Aku dukung TNI agar dalam pelaksanaannya jangan sampai menunggu SID. Pokoknya tanpa SID jalan, jangan sampai kita panen proses atau panen birokrasi," katanya.

Lebih lanjut Amran mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah dilanda El Nino panjang yang dapat mengancam produksi pangan nasional. Ancaman tersebut bahkan telah menurunkan produksi dalam setahun terakhir.

Menurut Mentan, El Nino saat ini masuk pada El Nino gorila yaitu musim kering terberat sepanjang sejarah.

"El Nino masih berlanjut sampai sekarang, El Nino masih berlanjut. Karena itu kita perlu waspada karena inilah yang paling mengerikan sehingga ini jadi prioritas pemerintah," katanya.

Terkait hal ini, Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD) Mayjen Joko Hadi Susilo memastikan akan menurunkan tujuh orang perwira tinggi TNI yang membantu langsung kegiatan Oplah dan Pompa.

“Satu orang di antaranya bahkan berpangkat Mayor Jenderal dan enam lainnya Brigadir Jenderal,” kata Joko.

Lebih lanjut Joko mengayakan bahwa untuk tim daerah terdapat 15 orang pati berpangkat Mayjen (Pangdam) dan 30 lainnya berpangkat Brigjen dari Kasdam dan Irdam. Sementara perwira menengah akan ditempatkan pada TIK pusat dan daerah sebanyak 177 orang berpangkat kolonel.

"Kami yakin dengan adanya program pompanisasi ini minimal IP yang tadinya 1 kali bisa bertambah jadi tiga kali dalam semusim. Di lapangan kami juga membuat sodetan sampai pemasangan pompa," jelas Joko.

Baca juga: Mentan Amran sebut realisasi pompanisasi capai 19.885 unit
Baca juga: Kementan optimalkan 500 ha lahan rawa Aceh Utara dengan sistem irigasi

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024