London (ANTARA News) - Gubernur Veliko Tarnovo Georgi Rachev mengharapkan Bahasa Indonesia diajarkan di Universitas Veliko Tarnovo, sebagaimana bahasa Jepang, China, dan Korea yang telah menjadi kurikulum di universitas tersebut.
Hal itu disampaikan Gubernur Veliko Tarnovo, Georgi Rachev, pada saat melakukan pertemuan dengan Dubes RI untuk Bulgaria, Bunyan Saptomo, demikian Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Sopia, Dina Martina kepada ANTARA London, Selasa.
Menurut Gubernur Georgi Rachev, Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari bagi pemuda Bulgaria karena Indonesia dipandang sebagai negara besar yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan diharapkan masyarakat Bulgaria dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan masyarakat Indonesia.
Dikatakannya Pemerintah kedua negara perlu mengupayakan terjalinnya hubungan yang lebih erat di bidang perdagangan dan investasi. Rachev menawarkan investasi di bidang industri gula dan tekstil dengan bahan baku impor benang dari Indonesia, ujarnya.
Sementara itu Dubes Saptomo menyampaikan Universitas Sofia telah mempunyai Kelas Bahasa Indonesia dengan siswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut Dubes Saptomo, pada saat ini KBRI Sofia sedang dalam proses mendirikan Indonesian Corner di universitas tersebut, yang akan dilengkapi dengan buku-buku mengenai Indonesia, guna dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa Universita Sofia.
Dubes Saptomo menyampaikan perdagangan bilateral RI-Bulgaria yang di tahun 2012 mencapai 76,20 juta dolar AS yang dipandangnya belum mencapai potensi maksimal dan masih terdapat peluang yang besar untuk lebih ditingkatkan.
Ekspor Indonesia ke negara ini berupa kopi, palm oil, lysine, minyak lemak nabati, tuna, ikan hias, ban kendaraan, kertas dan karton, sabun, benang serta furniture. Sedangkan impornya ketumbar, makanan ternak, tembakau, kertas dan karton daur ulang, tembaga, rolls for metal-rolling mills, serta Electronic Integrated Circuits.
Sementara itu, dalam pertemuan lainnya dengan Walikota Veliko Tarnovo, Daniel Panov, dibahas juga usul seorang pengusaha Veliko Tarnovo untuk mendirikan Pusat Informasi dan bisnis Indonesia/ASEAN.
Di Pusat tersebut nantinya disediakan mengenai informasi kebudayaan, pariwisata, dan produk Indonesia untuk keperluan masyarakat Veliko Tarnovo yang membutuhkannya. Panov mengindikasikan bahwa Pemkot siap menyediakan dua ruangan yang dapat dimanfaatkan sebagai Pusat Informasi Indonesia/ASEAN dimaksud.
Setelah proyek Indonesian Corner di Universitas Sofia terselesaikan, maka KBRI akan memusatkan perhatian pada kerjasama pendirian Indonesian Corner atau Pusat Informasi dan Bisnis Indonesia/ASEAN di Veliko Turnovo, ujar Dubes Saptomo meyakinkan Walikota Veliko Tarnovo.
Pada tahap awal, KBRI akan meminta instansi terkait di Indonesia untuk membantu penyediaan buku-buku, katalog dan sample produk Indonesia serta seorang pengajar Bahasa Indonesia di kota yang pernah menjadi ibukota Bulgaria pertama ini.
Sebagai kota yang menjadi salah satu pusat kebudayaan Bulgaria, pada setiap tahunnya Veliko Tarnovo menyelenggarakan "International Cultural Tourism Expo" di musim semi dan "International Folklore Festival" di musim panas.
Pada beberapa tahun terakhir, Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam kedua event ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila warga Veliko Tarnovo sangat antusias untuk mengenal lebih dalam lagi budaya Indonesia, khususnya Bahasa Indonesia.
(H-ZG/H-KWR)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013