jihad umat saat ini tidak lagi perang secara fisik (jihad kitali), tetapi lebih kepada jihad pemikiran (jihad islahi)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta Pengurus Presidium Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Presnas Ikapete) mengembangkan konsep besar pembangunan umat yang bersumber dari nilai-nilai kepesantrenan.

"Alumni Tebuireng sudah bagus dan sudah ada lembaganya, tetapi bagaimana itu menghasilkan konsep, menghasilkan gerakan," kata Wapres melalui keterangan resmi dari Biro Pers Sekretariat Wapres.

Wapres ketika menerima kunjungan Pengurus Presnas Ikapete di Jakarta, Jumat, mengatakan adapun pemikiran yang harus dibangun, meliputi berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, baik di lingkup nasional maupun global.

"(Misalnya), bagaimana kita membangun ekonomi yang masyru'ah (sesuai syariat). Bagaimana hal ini diinstitusionalisasi karena selama ini gerakannya hanya pribadi-pribadi saja. Tebuireng harus mengambil langkah untuk itu," katanya.

Kemudian, Wapres juga mengingatkan bahwa tantangan globalisasi saat ini semakin berat dan kompleks, termasuk melawan pemikiran- pemikiran yang bertentangan dengan syariat Islam.

Baca juga: Wapres terkenang masa muda menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng

Baca juga: Gus Kikin: KH Hasyim Asy'ari berdakwah dengan semangat persatuan

Untuk itu, menurutnya, jihad umat saat ini tidak lagi perang secara fisik (jihad kitali), tetapi lebih kepada jihad pemikiran (jihad islahi).

"Yang sekarang itu jihad islahi melalui ekonomi, konsep-konsep pemberdayaan, pendidikan, bahkan politik. Bagaimanapun politik itu penting, sebab sekarang yang menentukan undang-undang dan segala macamnya kan politik, melalui partai politik di legislatif, termasuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden itu melalui partai politik," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada para alumni Pesantren Tebuireng, termasuk generasi mudanya agar terus menegakkan konsep syariat Islam yang maslahat untuk seluruh alam (rahmatan lil'alamin).

"Alumni Tebuireng ini saya kira harus membangun pikiran-pikiran besar, konsep- konsep besar, minimal kita menjaga (konsep syariah), sebagaimana dulu Nahdlatul Ulama dibangun untuk menjaga paham ahlussunah waljamaah," kata Wapres.

Ketua Umum Presnas Ikapete Masykuri Bakri melaporkan bahwa Presnas Ikapete saat ini telah memiliki 80 pengurus cabang dan 17 wilayah se-Indonesia serta lima pengurus cabang internasional (PCI) di Mesir, Arab Saudi, Malaysia, Singapura, dan Turki.

"Banyak aktivitas yang kami lakukan, baik dalam pengembangan ekonomi, pendidikan, seni, dan lain sebagainya. Ini adalah bagian dari upaya syiar ajaran Hadratusyekh Hasyim Asy'ari,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Masykuri menyampaikan bahwa Presnas Ikapete menyelenggarakan musyawarah nasional (Munas) setiap dua tahun sekali dan di 2024 ini akan diselenggarakan muktamar ke-2 pada Oktober mendatang.

Ia pun mengharapkan Wapres berkenan hadir dan membuka muktamar tersebut.

"Muktamar kali ini mengusung tema-tema besar yang dihimpun dari wilayah-wilayah yang nanti dirumuskan pada tingkat nasional. Cuma memang waktunya belum kami tentukan, tetapi gagasan dalam bentuk konsep sudah (siap)," ucapnya.

Dari hasil muktamar tersebut, lanjut Masykuri, Presnas Ikapete akan menyusun sebuah buku yang merangkum berbagai pemikiran yang dihasilkan dalam muktamar.

"Kami juga akan mengundang tokoh-tokoh dari kalangan nonMuslim yang memiliki concern terhadap pemikiran-pemikiran ataupun gerakan-gerakan Hadratusyekh Hasyim Asy'ari, termasuk juga yang bukan alumni Pesantren Tebuireng akan kami undang untuk ikut berbicara, yang bisa melengkapi pemikiran-pemikiran besar Hadratusyekh," ujar Masykuri.

Baca juga: Tebuireng setelah kepergian Gus Sholah

Baca juga: Kembali ke ponpes, santri baru Tebuireng Jombang wajib tes cepat

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024