Ke depan peningkatan produksi pangan Riau melalui pendampingan dan dukungan kepada petani...
Pekanbaru (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti meluncurkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Sumatera 2024, di Pekanbaru, Jumat.
Peluncuran GNPIP itu ditandai dengan penanaman cabai di lahan cabai Poktan Amara, Jl Naga Sakti Kecamatan Bina Widya Pekanbaru, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru, dengan penyerahan sebanyak 180.000 bibit cabai dan 105 ton pupuk.
"Penyelenggaraan seremonial GNPIP ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan keseriusan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota di Riau yang selalu bekerja sama dalam upaya pengendalian inflasi daerah," kata SF Hariyanto.
Ia mengatakan Riau tergolong daerah yang defisit neraca pangan karena lahan Riau yang mayoritas bersifat gambut, sehingga menantang untuk budi daya pertanian, dan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok Riau masih mengandalkan pasokan dari daerah lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan daerah tetangga lain.
Kendati demikian, katanya lagi, TPID Provinsi Riau terus berupaya untuk meningkatkan produksi lokal dan menjamin kecukupan pasokan di Riau dengan harga yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
"Dalam upaya mendukung pengendalian inflasi daerah, adapun yang telah dilakukan Provinsi Riau saat ini yaitu pengembangan kawasan cabai dengan total luasan 50 ha, bersumber dari dana APBD Provinsi Riau yang tersebar di Kota Pekanbaru (10 ha), Kota Dumai (10 ha), Kabupaten Rokan Hulu (10 ha), Kabupaten Indragiri Hilir (5 ha), Rokan Hilir (5 ha), Kampar (5 ha), dan Siak (5 ha)," katanya lagi.
Berikutnya bantuan berupa benih cabai, pupuk NPK 39,5 ton, pupuk organik 31,35 ton, dolomit 22,2 ton, fungisida 250 kg, insektisida 100 liter dan mulsa plastik 500 rol, dengan total dana Rp1.423.000.000.
Khusus untuk kelompok Amara Jaya ini memperoleh bantuan seluas 4 ha, dengan bantuan benih cabai merah 60 bungkus, pupuk NPK 3.200 kg, pupuk organik 2.400 kg, dolomit 1.600 kg, fungisida 20 kg, insektisida 8 liter dan mulsa plastik 40 rol. Bantuan sarana, prasarana pascapanen dan pengolahan cabai sebanyak 2 unit di Kabupaten Kampar dan Siak.
"Ke depan peningkatan produksi pangan Riau melalui pendampingan dan dukungan kepada petani, seperti melalui bantuan alsintan, saprodi, dan digital farming pertanian. TPID Provinsi Riau juga sedang mengupayakan pembentukan BUMD Pangan di Provinsi Riau, agar intervensi harga dan pasokan dapat dilakukan lebih baik yakni melalui program contract farming, cold storage, Kerja sama Antardaerah (KAD), dan pembentukan pasar induk, karena di Provinsi Riau belum terdapat pasar induk, agar pemantauan harga dan pasokan yang masuk ke Riau dapat terpusat," katanya lagi.
Baca juga: BI: Ekonomi RI 2024 dan 2025 akan tunjukkan ketahanan dan kebangkitan
Baca juga: BI Kalbar melalui GNPIP dampingi petani jaga ketersediaan beras
Pewarta: Frislidia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024