Yerusalem (ANTARA News) - Sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Senin pagi menghantam Israel selatan, namun tidak ada korban atau kerusakan, kata polisi.
Tim penjinak bom menemukan "roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza" di sebuah daerah dekat kota Ashkelon, kata juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld.
Menurut polisi, roket itu menghantam lokasi di dekat tempat perhentian bis sekolah.
Minggu, beberapa saksi mengatakan, pejuang Hamas menembakkan sejumlah roket sebagai bagian dari pelatihan yang berlangsung pada hari itu di Gaza.
Beberapa roket jatuh di wilayah perairan Mesir, kata mereka. Para pejabat Hamas menolak mengkonfirmasi atau membantah laporan tersebut.
Pada akhir pekan, pasukan Israel menembak mati seorang Palestina dan melukai empat orang lain, setelah pejuang Palestina menembakkan sebuah mortir yang menghantam Israel selatan, melemparkan batu dan berusaha menerobos perbatasan.
Dalam insiden terpisah, seorang warga Gaza cedera akibat tembakan Israel setelah mendekati pagar keamanan di sepanjang perbatasan.
Insiden mematikan terakhir di Gaza terjadi pada 1 November ketika empat pejuang Hamas tewas dan lima prajurit Israel cedera selama operasi militer untuk menghancurkan sebuah terowongan Gaza-Israel.
Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November 2012 yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.
Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.
Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai pada 21 November 2012, sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut semakin dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris, demikian AFP.
(Uu.M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013