Jakarta (ANTARA) - Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) menegaskan bahwa dermaga terapung yang dibangun di Gaza hanya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, tidak untuk tujuan lain.
"Tidak ada tujuan lain," kata wakil komandan CENTCOM Laksamana Madya Brad Cooper, berdasarkan hasil konferensi pers terkait berlabuhnya dermaga sementara untuk koridor maritim kemanusiaan di Gaza, yang dimuat di situs Web Kedubes AS di Jakarta, Kamis.
Cooper mengatakan upaya internasional sedang dilakukan untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza melalui semua jalur yang tersedia, termasuk melalui darat, udara, dan sekarang melalui laut.
Namun demikian, dia mengatakan saat ini mereka fokus memenuhi bantuan kemanusiaan melalui jalur laut. Itu merupakan kebijakan Pemerintah AS saat ini.
Cooper mengaku bangga atas penyelesaian pembangunan dermaga terapung tersebut.
"Bagian-bagian dari dermaga ini dimuat ke kapal-kapal di pantai timur Amerika Serikat, diangkut sejauh 6.000 mil melintasi lautan, dan sebagian besar dirakit di lepas pantai Gaza. Perakitan beberapa bagian terakhir berlangsung di Pelabuhan Ashdod," kata dia.
Semua bagian dari dermaga sementara itu beserta anjungan terapung yang besar dan terpisah, kata Cooper, merupakan bagian dari kemampuan logistik militer yang disebut JLOTS, Joint Logistics Over-The-Shore.
Pada Kamis pagi waktu setempat, dermaga berhasil ditempelkan di pantai Gaza dan dalam beberapa hari mendatang bantuan akan mulai dikirimkan.
Cooper menegaskan bahwa dermaga tersebut dibangun hanya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.
Tidak ada tujuan lain.
Dermaga tersebut bersifat sementara. Jalur laut itu bersifat tambahan dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan penyaluran bantuan melalui jalur darat ke Gaza.
Pengiriman bantuan melalui jalur laut tersebut merupakan upaya yang didukung secara internasional dan dikoordinasikan dengan PBB.
Militer AS, katanya, hanya memberikan dukungan logistik agar para donor internasional dapat mengalirkan bantuan mereka ke Gaza dari laut.
"Dengan kata lain, kami hanya mengaktifkan layanan bersama yang dapat digunakan komunitas internasional untuk melayani masyarakat Gaza. Dan yang terakhir, tidak akan ada pasukan militer AS di Gaza," kata Cooper lebih lanjut.
Dia mengatakan sekitar 1.000 tentara dan pelaut AS berkomitmen untuk misi tersebut. Sementara, 14 kapal AS dan negara mitra dengan berbagai ukuran hanya berfokus pada satu misi untuk mengirimkan bantuan ke masyarakat Gaza.
"Tiga kapal AS tambahan akan bergabung pada minggu mendatang. Inggris menyediakan kapal RFA Cardigan Bay, untuk dukungan logistik, yang kami syukuri, dan kami juga mengharapkan negara lain untuk bergabung di sini dalam beberapa hari mendatang seiring dengan langkah kami selanjutnya," demikian katanya.
Sementara itu, Asisten Administrator Biro Bantuan Kemanusiaan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) Sonali Korde mengatakan bahwa USAID telah bekerja sama dengan Departemen Pertahanan dalam membangun koridor maritim kemanusiaan untuk meningkatkan, bukan menggantikan upaya yang sedang berlangsung, pengiriman bantuan kemanusiaan melalui darat.
Dengan dibangunnya dermaga terapung tersebut, pihaknya mulai memuat bantuan untuk melakukan perjalanan melalui koridor kemanusiaan.
Baca juga: PBB sebut dermaga bantuan terapung di Gaza kurang layak
Baca juga: RI kecam keras blokade bantuan kemanusiaan Gaza oleh warga Israel
Baca juga: Israel umumkan buka perlintasan baru untuk salurkan bantuan ke Gaza
Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024