Qiqihar, China (ANTARA) - Pemerintah China menerapkan kebijakan untuk meningkatkan laju populasi yang telah mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Kepala bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit San Jiu di Kota Qiqihar, China Zhang Wenqin saat dijumpai di rumah sakit tersebut pada Kamis (16/5), pemerintah telah membuat perencanaan untuk meningkatkan angka populasi negara tersebut, yang turut disampaikan kepada pihak rumah sakit.
“Sekarang (masyarakat) boleh melahirkan anak kedua dan ketiga. Masing-masing anak itu ada bantuan dari pemerintah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa bantuan tersebut berbentuk pendanaan, namun hingga saat ini belum ada keputusan final terkait nominal untuk masing-masing anak, yakni anak kedua dan anak ketiga.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah penduduk China dilaporkan menyusut dalam dua tahun berturut-turut sejak tahun 2022.
Biro Statistik China menyebut bahwa angka kelahiran di negara tersebut mencapai rekor terendah pada tahun 2023. Sementara angka kematian mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari setengah abad terakhir.
Jumlah bayi baru yang lahir di China pada tahun 2023 disebut mencapai 9,02 juta atau turun 5,6 persen dari tahun 2022 yang tercatat 9,56 juta.
Angka kelahiran di China pada 2023 mencapai rekor terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1949, yakni 6,39 per 1.000 orang.
Angka tersebut menunjukkan penurunan dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada 2022.
Adapun khusus di rumah sakit San Jiu Qiqihar mencatat angka kematian kelahiran sebesar 0,1 persen. Pihak rumah sakit pun memastikan bahwa nutrisi bayi dan anak terpenuhi melalui berbagai program dari kehamilan hingga post-natal.
Baca juga: China akan tingkatkan ekonomi perak di tengah populasi yang menua
Baca juga: Jumlah penduduk China menyusut dua tahun berturut-turut
Baca juga: China rilis pedoman untuk pengembangan ekonomi "perak"
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024