Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintahan setempat sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) guna percepatan penurunan angka stunting daerah ini.
"Untuk menyelesaikan permasalahan stunting perlu ada langkah yang lebih terpadu dengan menetapkan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan menunjuk pimpinan-pimpinan OPD," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam sambutannya pada kegiatan Penguatan BAAS Kabupaten Bantul, di Bantul, Kamis.
Menurut dia, sebutannya tetap Bapak Asuh meskipun terdapat kepala OPD di lingkungan Pemkab Bantul yang dijabat perempuan, salah satunya di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bantul.
Bupati mengatakan, jika BAAS ini harus menguasai data, selain itu, perlu adanya dukungan anggaran dan sistem koordinasi, serta keterpaduan langkah di dalam mengatasi permasalahan ini.
"Jadi BAAS ini harus tahu 'by name by address-nya kepada anak-anak yang stunting. Penanggulangan stunting itu jangan sifatnya general, harus fokus kepada subyeknya. Ada korelasi positif antara kesejahteraan ekonomi dengan stunting," katanya.
Baca juga: Menko PMK minta seluruh OPD di Aceh jadi bapak asuh bagi anak stunting
Lebih lanjut Bupati mengatakan, stunting merupakan bagian dari prioritas penanggulangan masalah kesejahteraan sosial, disamping juga menjadi salah satu indikator Kabupaten Layak Anak (KLA).
Menurut dia, stunting merupakan musuh bangsa sehingga diperlukan kontribusi yang signifikan dalam penurunan angka stunting.
"Angka stunting yang bersifat dinamis ini harus terus kita waspadai karena stunting telah ditetapkan sebagai musuh bangsa yang berbahaya. Bagaimana kita Kabupaten Bantul ini harus memiliki kontribusi yang signifikan di dalam menurunkan angka stunting," katanya.
Sementara itu, Ketua penyelenggara kegiatan penguatan BAAS Suprabandari mengatakan, Bapak Asuh Anak Stunting merupakan salah satu program yang diluncurkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Dia mengatakan, BAAS sebagai gerakan gotong royong diharapkan dapat mencegah bertambahnya jumlah kasus stunting di Indonesia, melalui bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi bagi anak dari keluarga berisiko stunting kategori kurang mampu.
"Stunting merupakan permasalahan yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. Dan untuk percepatan penurunan stunting diperlukan upaya yang efektif, efisien dengan menunjuk Bapak Asuh Anak Stunting," katanya.
Baca juga: Program Bapak Asuh dinilai beri dampak pada penurunan stunting di Aceh
Baca juga: Jambi andalkan Program Bapak dan Bunda Asuh untuk tekan stunting
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024