"Untuk harga tiket, kita tidak bisa naikkan sembarangan, semua ada regulasinya, nah sementara di lain pihak kita selalu berhadapan dengan kurs dolar yang selalu berubah-ubah dan cenderung naik, nah naiknya harga dolar ini juga sangat berpengaruh dengan harga avtur yang tiap hari kita gunakan," kata Area Manager Trigana Air Service Jayapura Bustomi Eka Prayitno di Sentani, Senin.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada kenaikan harga, meskipun di luar ada masyarakat yang mengaku membeli harga tiket di atas rata rata, pihaknya menegaskan bahwa kenaikan itu akibat ulah dari para calo yang kerap berkeliaran di sekitar bandara.
"Meskipun demikian operator tidak bisa menaikan harga seenaknya, sebab harga harga tiket terpantau terus dan sudah ada batasannya," tandasnya.
Ia mengakui kondisi saat ini memang menjadi dilema bagi semua perusahaan penerbangan, sebab dolar yang terus naik sangat berpemgaruh terhadap operasional sebuah maskapai penerbangan, dimana hampir 60 persen biaya operasional yang ada habis di bahan bakar, keuntungan menjadi sangat kecil.
"Namun dibalik semua permasalahan yang dihadapi tersebut, pihak kami tetap komitmen tidak akan menaikan harga tiket, meskipun permintaan jelang natal dan tahun baru ini terus meningkat, dan tidak akan melewati batas maksimum harga tiket Rp900.000,- yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.
Ia menambahkan dengan adanya penambahan armada boeing 737-200 yang beberapa waktu dipindahkan dari Kalimantan ke Papua, pihaknya optimis bisa mengakomodir kebutuhan penumpang baik dari ataupun ke pegunungan di Papua.
"Kita selalu siap mengcover kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru, baik itu untuk angkutan penumpang ataupun untuk cargo, nah dari jauh-jauh hari sebelumnya sudah kami siapkan, jadi kita siap menghadapi semua ini," pungkasnya.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013