Kejadian seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi di Distrik Sadao...wilayah ini merupakan perbatasan dagang dengan Malaysia,"
Bangkok (ANTARA News) - Lebih dari 20 orang terluka -- empat diantaranya luka berat -- ketika sebuah bom mobil meledak di dekat sebuah hotel di Thailand selatan, kata pemerintah setempat, Minggu.
Ledakan tersebut terjadi di depan sebuah hotel di Distrik Sadao, Provinsi Songkhla, wilayah selatan Thailand yang menjadi target sasaran kelompok mayoritas Muslim Melayu untuk mendapat status otonomi khusus.
Tayangan televisi setempat menunjukkan asap mengepul di jalanan dan sejumlah mobil yang hangus di depan hotel.
Dua bom lagi yang terpasang di sepeda motor yang terparkir ditabrakkan ke pos polisi dan kantor polisi di tempat lain di provinsi itu tanpa menyebabkan korban luka, kata Gubernur Songkhla, Kritsada Boonrat.
"Kejadian seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi di Distrik Sadao...wilayah ini merupakan perbatasan dagang dengan Malaysia," kata Kritsada seperti dikutip AFP.
Dia mengatakan polisi tengah memeriksa rekaman CCTV dan tim forensik juga menyelidiki tempat peledakan bom, tetapi belum ada pihak yang diyakini bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Sejumlah provinsi di bagian selatan Thailand merupakan tempat pergolakan bersenjata selama hampir satu dekade terakhir yang telah merengut ribuan nyawa -- mayoritas merupakan warga sipil.
Pembicaran damai sementara antara pemerintah dan perwakilan kelompok pemberontak telah terhenti.
Babak baru pembicaraan yang sedianya berlangsung pada Desember tertunda akibat pemerintah Thailand masih harus menangani krisis akibat aksi protes di jalanan Bangkok yang menuntut penggulingan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand, Paradorn Pattanatabut, mengatakan kepada AFP bahwa pelaku mungkin memiliki hubungan dengan para pemberontak di selatan Thailand.
"Peristiwa itu mungkin saja ekspresi kemarahan mereka atas tertundanya pembicaraan damai akibat konsentrasi pemerintah dalam menangani gejolak politik di Bangkok," kata Pattanatabut.
"Kemungkinan lain adalah yang berhubungan dengan situasi pemerintah, yaitu untuk mendiskreditkan pemerintah," katanya.
Beberapa sumber yang terlibat dalam pembicaraan damai menyatakan ragu bahwa dialog tersebut akan berjalan mulus dengan situasi politik di Bangkok yang memanas.
(Uu.P012/M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013