Ada irisan pemilih antara Prabowo dan Jokowi yang merugikan Prabowo. Bila Jokowi maju, maka korbannya Prabowo"

Jakarta (ANTARA News) - Survei Indo Barometer Desember ini menunjukan elektabilitas (tingkat keterpilihan) Gubernur Jakarta Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi sebagai calon presiden, tak tertandingi oleh calon-calon lain.

"Jokowi sebagai calon presiden, tak ada yang menandingi, unggul di seluruh kategori (survei), baik jenis kelamin, desa-kota, etnis, wilayah Jawa-non Jawa, usia, pendidikan, pekerjaan dan agama," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodhari dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Survei nasional bertajuk Proyeksi Politik 2014 : Pilihan dan Kemungkinan Capres dan Cawapres Pemilu 2014 tersebut dilaksanakan pada 4 -15 Desember 2013 di 33 provinsi dengan 1.200 responden, dengan margin eror sebesar kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei menunjukan bila PDIP mengajukan Jokowi, dari hasil survei terhadap tiga kandidat terkuat yang dimajukan parpolnya, Prabowo dan Aburizal Bakrie, semua kategori dimenangkan oleh Jokowi.

Survei menunjukkan, 39,5 persen pemilih laki-laki memilih Jokowi, sementara Prabowo 22,5 persen dan Aburizal 16,7 persen, sedangkan untuk pemilih perempuan, lagi-lagi Jokowi tertinggi dengan 47,5 persen jauh meninggalkan Aburizal 16,7 persen dan Prabowo 10 persen.

Untuk pemilih desa, 40,2 persen menghendaki Jokowi, sementara Aburizal 18,7 persen dan Prabowo 17,8 persen. Sedangkan di perkotaaan, Jokowi memperoleh 46,8 persen jauh meninggalkan Aburizal 14,7 persen dan Prabowo 14,7 persen.

Sedangkan pemilih suku Jawa, 58,5 persen memilih Jokowi, Prabowo 16,3 persen dan ARB 12 persen. Suku Sunda memilih Jokowi dengan 29,3 persen, diikuti Aburizal 20,7 persen dan Prabowo 12 persen. Sedangkan suku lainnya, Jokowi memperoleh 35,8 persen, Aburizal 19,2 persen dan Prabowo 17,9 persen.

Untuk kategori wilayah Jawa, Jokowi unggul dengan 50,1 persen jauh di atas Prabowo 14,7 persen dan Aburizal 14,1 Persen, sedangkan untuk luar Jawa Jokowi unggul 35,8 persen, Aburizal 20 persen dan Prabowo 18,3 persen.

Dalam temuan surveinya, bila 12 partai politik kemudian mengajukan nama capres, PDIP diwakili Megawati, maka Megawati mendapatkan sekitar 17,3 persen berada di bawah Prabowo Subianto yang berada di urutan pertama dengan 19,8 persen.

Namun bila Jokowi maju sebagai capres, posisi Prabowo melorot ke nomor 3 dengan 13 persen, di bawah Aburizal sebesar 14,6 persen, sementara Jokowi jauh meninggalkan kontestan lain dengan 37 persen.

Sementara bila simulasi hanya empat calon presiden, bila PDIP mengajukan Megawati, maka posisi Prabowo teratas dengan 21,8 persen, diikuti Aburizal Bakrie 17,9 persen dan Megawati sendiri 17,7 persen.

Namun bila Jokowi maju, suara Prabowo kembali melorot menjadi 13,8 persen, di bawah Aburizal 15,3 persen, ementara Jokowi jauh di atas dengan 39,8 persen.

"Ada irisan pemilih antara Prabowo dan Jokowi yang merugikan Prabowo. Bila Jokowi maju, maka korbannya Prabowo," katanya.

Pewarta: M. Arif Iskandar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013