Sudan (ANTARA News) - Tiga pesawat Amerika Serikat disambut serangan dari pasukan tidak dikenal Sabtu ketika mencoba mengevakuasi warga Amerika di negara yang sedang dilanda konflik spiral, Sudan Selatan.
Militer AS, sebagaimana dilaporkan Reuters, mengatakan bahwa empat anggotanya terluka dalam serangan itu.
Hampir seminggu pertempuran di Sudan Selatan mengancam negara tersebut terseret dalam perang saudara etnis Dinka-Nuer, hanya selang dua tahun setelah memenangkan kemerdekaan dari Sudan dengan dukungan kuat dari pemerintah AS.
Pesawat AS datang di bawah serangan saat mendekati lokasi pengungsian, kata pihak militer Komando Afrika dalam satu pernyataan.
"Pesawat dialihkan ke sebuah lapangan udara luar negeri dan misi dibatalkan," tambahnya.
Pernyataan itu mengatakan, semua tiga pesawat Osprey CV-22 yang terlibat dalam misi itu rusak.
Presiden AS Barrack Obama mengingatkan bahwa setiap langkah untuk mengambil kekuasaan dengan cara militer akan mengarah pada berakhirnya dukungan AS dan masyarakat internasional untuk Sudan Selatan.
Misi PBB di Sudan Selatan mengatakan satu dari empat helikopter dikirim ke Youai di negara bagian Jonglei, telah disambut serangan senjata api kecil pada Jumat. Tidak ada awak atau penumpang yang dirugikan.
Ratusan orang telah tewas dalam pertempuran antara loyalis Dinka Presiden Salva Kiir dan pendukung Nuer mantan presiden Riek Machar, yang dipecat Juli dan dituduh pemerintah berusaha merebut kekuasaan.
Pertempuran telah menyebar dari ibukota, Juba, ke ladang minyak vital dan pemerintah mengatakan seorang komandan militer senior telah membelot terhadap Mochar dalam produksi-minyak Unity State.
Militer Jerman mengatakan pada hari Sabtu itu telah dievakuasi 98 orang, termasuk warga Jerman dan negara lainnya, dari Sudan Selatan melalui udara ke negara tetangga, Uganda.
Duta besar Jerman untuk Sudan Selatan berada di antara mereka, Departemen Luar Negeri di Berlin mengatakan.
Sebuah penerbangan terpisah menjemput Letnan Jenderal Hans-Werner Fritz, kepala Komando Operasi Jerman, bersama dengan para pembantunya dan lima orang Jerman lainnya, yang selanjutnya dibawa ke Berlin.
Setelah pertemuan mediator Afrika, Jumat, pemerintahan Kiir mengatakan dalam pesan Twitter-nya bahwa mereka bersedia untuk mengadakan pembicaraan dengan kelompok pemberontak. Amerika Serikat mengirimkan utusan untuk membantu menemukan solusi yang dirundingkan.
Menteri Luar Negeri Ethiopia Tedros Adhanom, yang memimpin delegasi menteri luar negeri di Juba untuk memediasi antarpihak bertikai, mengatakan bahwa tim tidak berhasil bertemu muka dengan Riek Machar, juga tidak melakukan kontak telepon.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013