Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi D DPRD DKI Yuke Yurike menilai pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (RDF) Rorotan di Jakarta Utara mampu memperpanjang umur tempat pemungutan akhir (TPA) yang semakin terbatas.

"RDF akan membantu memperpanjang umur TPA dan mengurangi tekanan terhadap lahan pembuangan sampah yang semakin terbatas," kata Yuke saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Yuke menuturkan RDF diharapkan mampu diandalkan untuk menghasilkan bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

"Ini sejalan dengan upaya kita untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Baca juga: RDF Rorotan dinilai mampu kurangi kemacetan dan sampah di Jakarta

Dia juga mengingatkan agar pembangunan yang ditargetkan selesai akhir tahun ini agar realistis dari segi infrastruktur hingga pendanaannya.

Selain itu, menurut dia, perlu ada upaya yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa sampah yang dihasilkan oleh warga sudah terpilah dengan baik sehingga memudahkan proses pengolahan di fasilitas RDF.

Untuk itu, dia berharap adanya kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, pengelola fasilitas RDF dan masyarakat juga sangat diperlukan agar proses pengolahan sampah berjalan lancar dan efektif.

Baca juga: "Grounbreaking" RDF Rorotan, Heru: Ini yang terbesar di dunia

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan teknologi pengolahan sampah melalui RDF ini memiliki kelebihan dibandingkan teknologi-teknologi lainnya, seperti biaya investasi dan operasionalnya yang terbilang cukup efisien.

"Selain mengurangi sampah dengan biaya cukup efisien, tentunya fasilitas ini juga memberi peluang bagi Pemprov DKI Jakarta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata Asep saat dikonfirmasi.

Asep menuturkan RDF yang dihasilkan dari pengolahan sampah ini sudah memiliki "off-taker" (pemasokan kebutuhan) untuk dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif seperti industri semen.

RDF di Rorotan, Jakarta Utara, itu merupakan salah satu pembangunan RDF yang terbesar di dunia.

Fasilitas seluas 7,87 hektare ini mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari dan menghasilkan produk berupa RDF atau bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024