"Korelasinya adalah semakin berkurangnya lahan resapan karena jumlah penduduk yang semakin padat setiap tahunnya,"
Bekasi (ANTARA News) - Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah setempat turut andil dalam memicu terjadinya banjir.
"Korelasinya adalah semakin berkurangnya lahan resapan karena jumlah penduduk yang semakin padat setiap tahunnya," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adiyanto di Bekasi, Sabtu.
Menurutnya, sepanjang 2013 telah terjadi tiga sampai empat kali banjir di sekitar bantaran Kali Bekasi karena faktor luapan sungai.
"Minimnya lahan resapan membuat air melintasi pemukiman warga untuk mencari lokasi terendah yang bisa dilewati," katanya.
Menurut dia, pada 1990 penduduk Kota Bekasi masih berjumlah di bawah 1 juta jiwa, sedangkan saat ini meningkat pesat menjadi 2,6 juta jiwa.
"Sementara, luas wilayahnya tetap siring dengan pertumbuhan penduduk yang kian pesat," ujarnya.
Pesatnya penduduk, kata dia, mendorong Kota Bekasi berubah menjadi kota jasa dan perdagangan dari semula kota agraris.
Konsekuensi, kata dia, lahan terbuka hijau yang semula serapan perlahan mulai berkurang dan berganti bangunan perniagaan serta pemukiman komersial.
Dikatakan Tri, upaya penanggulangan banjir saat ini terus dilakukan pihaknya melalui berbagai upaya, mulai dari perbaikan tanggul, pembongkaran bangunan liar tepi sungai, hingga bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah sekitar.
"Pada Oktober 2013 lalu kita mendapat bantuan Rp30 miliar untuk memperbaiki sembilan titik tanggul Kali Bekasi yang rusak," katanya.
Pihaknya juga mendorong kepedulian masyarakat untuk hidup bersih dan tidak membuang sampah atau limbah ke sungai.
(KR-AFR/Z002)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013