Sampel diambil di rumah sakit di Indonesia, kemudian dibawa ke luar negeri untuk pemeriksaannya

Semarang (ANTARA) - Direktur Utama RS Telogorejo Semarang Alice Sutedjo Lisa mengungkapkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan genomik sebagai upaya memprediksi dan mencegah penyakit pada masa datang masih kurang.

"Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan genomik masih belum banyak, karena memang kebiasaan untuk hidup sehat belum nyata," kata Alice usai penandatanganan kerja sama pembukaan Pusat Genomik RS Telogorejo Semarang di Semarang, Jawa Tengah, Kamis.

Untuk mendorong kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan genomik, kata dia, maka penyediaan layanan harus disiapkan sejak saat ini.

Menurut dia, pemeriksaan genomik akan menjadi tren layanan kesehatan pada masa mendatang.

Baca juga: Ahli: Pengobatan genomik dan sel punca bisa bantu kesembuhan pasien

Pemeriksaan genomik, lanjut dia, merupakan salah satu prediktif dan preventif bagi masyarakat untuk mengetahui potensi penyakit pada masa yang akan datang serta upaya pengobatan yang harus dilakukan.

Ia menjelaskan melalui pemeriksaan ini seseorang bisa memperbaiki pola hidup maupun pola makan, sehingga penyakit yang ada di dalam keluarga atau yang berisiko terhadap kehidupan yang akan datang bisa dicegah.

"Dengan demikian ke depan rumah sakit tidak hanya bisa mengobati, namun juga melakukan pencegahan," katanya.

Selama ini, lanjut dia, pemeriksaan genomik lebih banyak dilakukan di luar negeri.

Baca juga: Pemeriksaan genomik di dalam negeri lindungi data gen individu

"Sampel diambil di rumah sakit di Indonesia, kemudian dibawa ke luar negeri untuk pemeriksaannya," kata Alice.

RS Telogorejo, kata dia, menggandeng Laboratorium Prodia dalam layanan pemeriksaan genomik tersebut.

"Di era sekarang kita tidak bisa maju sendiri, tetapi harus bekerja sama," kata Alice Sutedjo Lisa.

Baca juga: 23 tim ilmuwan beradu ide dan gagasan penelitian genomik

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024