Beijing (ANTARA) - Penelitian, pengembangan, dan penggunaan implan koklea telah memungkinkan hampir 90 persen anak-anak tunarungu di China untuk mendengar, berbicara, dan bersekolah di taman kanak-kanak dan sekolah reguler, menurut sebuah perhimpunan. 

Perkembangan itu disampaikan Federasi Penyandang Disabilitas China (CDPF) selama konferensi pers yang digelar pada  Selasa (14/5).

Proyek penelitian ilmiah di bidang rehabilitasi disabilitas, pengembangan lingkungan bebas hambatan, dan teknologi bantuan telah dimasukkan dalam rencana penelitian dan pengembangan (litbang) utama China.

Federasi itumengatakan pihaknya telah mengatur dan mengimplementasikan tujuh proyek semacam itu hingga saat ini menarik partisipasi dari 25 universitas, 16 lembaga penelitian, dan 24 perusahaan.

Dalam lima tahun terakhir, CDPF telah meluncurkan lebih dari 300 proyek penelitian untuk mendorong penelitian dan penerapan teknologi bantuan.

Sejumlah hasil penelitian telah diterapkan secara luas, memainkan peran penting dalam peningkatan kualitas hidup para penyandang disabilitas, kata federasi tersebut.  

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024