Formulasinya berapa yang dibayar negara, berapa yang dibayar pasien masih dirumuskan,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Sub Direktorat Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan Niken Wastu Palupi mengatakan formulasi biaya pengobatan kanker dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih dibahas.
"Formulasinya berapa yang dibayar negara, berapa yang dibayar pasien masih dirumuskan," ujar Niken usai konferensi pers kanker payudara di Jakarta, Sabtu.
Dia belum memastikan kapan pembahasan itu selesai. Meskipun JKN mulai diterapkan pada 1 November, pembahasan mengenai hal itu tetap dilanjutkan.
"Meski sudah berjalan tetap dilanjutkan, nanti akan diketahui formulasinya," kata dia.
Di negara maju, lanjut dia, biaya pengobatan penyakit kanker dibiayai sepenuhnya oleh negara. Dengan catatan pasien tersebut sudah melakukan deteksi dini.
"Jika tidak melakukan deteksi dini, negara tidak mau membayar," kata Niken.
Biaya penyakit kanker di Tanah Air mencapai ratusan juta rupiah. Mengingat mahalnya biaya pengobatan tersebut, Kemenkes menggalakkan agar masyarakat melakukan deteksi dini terhadap penyakit tersebut.
Saat ini, kanker payudara menjadi penyakit pembunuh nomor satu bagi perempuan di Tanah Air. Hal itu karena belum ada obat penyakit tersebut.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni kanker mulut rahim menjadi penyebab kematian nomor satu bagi perempuan. Tapi sejak ditemukan vaksin HPV, penyakit tersebut tidak lagi jadi pembunuh nomor satu.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 1,4 persen dari setiap 1.000 perempuan. (*)
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013