Islamabad (ANTARA News) - Pembakaran dan kerusuhan pada Selasa (29/8) masih berlanjut di kota Quetta, Pakistan, melibatkan ribuan pelayat pemakaman jenasah pemimpin pejuang Balukistan, Akbar Bugti, yang dibunuh pasukan keamanan pekan lalu. Saksi mata yang dikutip sejumlah kantor berita transnasional menyatakan, sejumlah besar pelayat bersenjata dan bentrok dengan polisi, yang menembakkan peluru ke udara dan melontarkan gas airmata ke arah pengunjukrasa untuk membubarkannya. Pengunjukrasa itu membakar gedung kantor pemerintah setempat dan sejumlah bank di dekatnya di ibukota Balukistan, yang terbesar dari empat propinsi Pakistan. Bugti dikabarkan tewas pekan lalu susudah gua tempatnya bersembunyi bersama beberapa temannya runtuh akibat roket tembakan pasukan keamanan di kabupaten bergunung Kohlu di Balukistan tengah. Shalat jenasah yang diadakan tanpa keberadaan jasad Bugti, akibat belum ditemukan, dilaporkan dihadiri pemimpin lain Balukistan. Beberapa pemimpin Liga Muslim Pakistan, yang berkuasa, mencoba ikut upacara itu, tapi diusir oleh pelayat yang marah. Para pengunjuk rasa dilaporkan beraksi kekerasan di sejumlah kota lain di Balukistan, sesudah shalat jenasah bagi Bugti dilakukan. Pembantaian Bugti dan kawan-kawannya memicu unjukrasa di seluruh Pakistan, dan mogok 15 hari di Balukistan atas seruan Partai Baluk. Bugti pernah mengetuai partai daerah Jamhuri Watan, dan menjadi Gubernur serta Menteri Besar Balukistan. Pemerintah Pakistan yang dipimpin Jenderal Pervez Musharraf menggambarkannya sebagai pemberontak untuk mendirikan negara Balukistan. Ia dituduh mencoba menyabot pembangunan besar-besaran dan pembuatan pangkalan tentara di wilayah kaya sumber alamnya itu, tempat ladang gas Sui, yang terbesar di negeri tersebut, berada. Satu ledakan bom pada Selasa (29/8) dilaporkan menewaskan empat orang di Balukistan. Hal itu merupakan kekerasan terburuk di kawasan Pakistan barat daya itu, sejak kematian Bugti. Bom juga meledak di hotel di kota industri Hub, sekira 600 kilometer selatan Quetta, serta menewaskan empat orang dan mencederai enam lagi, kata polisi Ghulam Ali Lashari kepada kantor berita Prancis (AFP). Hub mengalami serangkaian pemboman tahun ini dan kian rawan sejak Sabtu, sesudah kematian Bugti oleh tentara memicu kerusuhan meluas. Balukistan mengalami serangkaian serangan, yang diduga dilakukan pejuang, yang juga menginginkan bagian lebih besar keuntungan dari kekayaan alam provinsi itu. Wilayah itu hampir dua tahun mengalami serangan pejuang kemerdekaannya atas jaringan pipa minyak, rel kereta dan kantor pemerintah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006