Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pembuat mobil nasional yang sedang sakit Malaysia Proton Holdings mencatat kerugian Selasa, sebesar 58,6 juta ringgit (15,9 juta dolar) pada kuartal pertama hingga Juni.
Hasil itu muncul setelah kerugian 12,35 juta ringgit pada kuartal yang sama tahun lalu, perusahaan itu mengatakan. Penjualan anjlok menjadi 1,43 miliar ringgit dibanding 2,05 miliar ringgit tahun lalu.
Proton untung rugi tahun lalu, ketika perusahaan itu berjuang untuk membalikkan penurunan terus-menerus pangsa pasarnya ketika kompetitor asing menyeret para pengemudi Malaysia.
Perusahaan itu mempersalahkan hasil buruk terakhir tersebut pada penjualan mobil yang turun di Malaysia dan kurangnya model-model baru, yang sayangnya kontestan berikutnya dijadwalkan baru keluar tahun depan.
"Sementara penjualan industri keseluruhan turun, Proton terpengaruh oleh terutama kurangnya model mobil baru. Sebagian besar model kami telah ada di pasaran sejak beberapa tahun sementara pasar mencari sesuatu yang lebih segar dan menarik," kata Direktur Pelaksana Syed Zainal Abidin Syed Mohamed Tahir seperti dikutip AFP.
Model-model terakhir Proton adalah Savvy, yang diluncurkan tahun lalu dengan hasil yang mengecewakan, dan pendatang baru Satria Neo yang diluncurkan belakangan.
Pada kuartal pertama, penjualan Proton berada pada hanya 32.200 unit dibanding dengan 44.367 pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan itu mengatakan.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang bertanggungjawab atas peluncuran Proton pada 1980-an, memperingatkan tahun ini bahwa pangsa perusahaan mobil itu bisa anjlok menjadi hanya 10 persen jika pemerintah tidak bertindak untuk lebih baik mengatur impor.
Proton terbebani reputasi penghasil model-model yang jelek dan tidak imajinatif, dan karena pemerintah memangkas proteksi, impor asing bahkan menjadi lebih menarik.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006