Karachi (ANTARA News) - Ledakan bom yang ditujukan pada polisi menewaskan sedikitnya dua orang dan mencederai 15 lain di kota terbesar Pakistan, Karachi, Jumat, kata seorang pejabat.
Seorang polisi termasuk diantara mereka yang cedera akibat ledakan bom itu, yang menghancurkan kendaraannya dan merusak bagian depan rumahnya di daerah timur kota tersebut, kata polisi.
"Dua orang tewas dan 15 lain cedera. Satu polisi mengalami luka-luka," kata Pir Mohammad Khan, seorang pejabat kepolisian, kepada AFP.
Dokter Semi Jamali di Rumah Sakit Jinnah, Karachi, mengkonfirmasi bahwa dua mayat dan 15 korban cedera telah dibawa ke tempat medis itu.
"Salah seorang korban cedera adalah polisi," katanya kepada AFP.
Muqaddas Haider, seorang polisi senior lain, mengatakan, bom itu diyakini memiliki pengatur waktu.
Karachi, kota berpenduduk 18 juta orang yang merupakan pusat bisnis Pakistan, selama bertahun-tahun dilanda kekerasan etnik dan politik.
Tahun 2012 merupakan masa paling mematikan di Karachi dalam dua dasawarsa ini, dimana sekitar 2.000 orang tewas dalam kekerasan yang berkaitan dengan ketegangan etnik dan politik.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
(M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013